Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Gigitan Anjing yang Berkeliaran

Kompas.com - 03/09/2014, 20:43 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pertengahan Agustus 2014, Deni Radiansyah (23), petugas taman, tidak menduga bakal diserang seekor anjing di Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Awalnya, dia meminta seorang anak yang membawa dua anjing untuk tidak masuk ke taman. Namun, seekor di antaranya justru menyalak, menyerang, dan menggigit tangannya.

Tangan kanan Deni terluka. Tak hanya itu, badannya demam pada malam harinya. Deni pun dilarikan ke Rumah Sakit Sulianti Saroso untuk diobservasi.

Kasus itu hanya satu dari sederet peristiwa serupa di DKI Jakarta. Teddy Juliman (63), Ketua RW 018 Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengatakan, ia berulang-ulang mendapat laporan warga atau pengunjung digigit anjing yang berkeliaran di wilayahnya. Setidaknya empat kasus yang dilaporkan kepadanya dalam dua tahun terakhir.

Menurut Teddy, selama ini kasus diselesaikan secara kekeluargaan antara pemilik anjing dan korban. Namun, sejumlah warga cemas dan merasa tidak aman bermain di taman atau berjalan karena banyak anjing peliharaan yang dilepasliarkan di lingkungan.

”Ada yang dikejar-kejar, ada juga yang digigit sampai luka. Selama ini memang belum ada yang positif mengidap rabies (anjing gila), tetapi sebagian warga mencemaskannya. Atas dasar itu, kami minta dinas terkait untuk vaksinasi massal,” kata Teddy.

Senin (1/9) pagi, pengurus RW 018 Sunter Agung mengundang semua warga untuk membawa anjing dan kucing peliharaannya ke balai RW untuk divaksinasi. Namun, tak semua warga memenuhi undangan. Petugas Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara pun menyisir setiap rumah yang dihuni anjing atau kucing.

Akan tetapi, tak semua warga merelakan hewan peliharaannya divaksin petugas. ”Sebelumnya, warga melapor bahwa banyak anjing berkeliaran, tetapi saat undangan petugas datang banyak warga yang mengurungnya,” kata Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara Mohammad Mikron.

Selain karena hobi, lanjut Mikron, warga memelihara anjing juga untuk menjaga rumah. Namun, sebagian abai dengan kesehatan dan kesejahteraannya. Mereka juga tidak mematuhi Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 11 Tahun 1995 tentang Pengawasan Hewan Rentan Rabies. Sesuai aturan itu, pemilik harus memelihara anjing di rumah atau pekarangan, melengkapinya dengan pengaman kepala saat keluar rumah, dan memberikan vaksin secara teratur setiap tahun.

”Kami akan tangkap yang terbukti berkeliaran dan membawanya ke Balai Kesehatan Hewan dan Ikan. Warga bisa melapor kepada petugas untuk vaksinasi dan melaporkan kasus gigitan anjing untuk observasi. Semuanya gratis,” kata Mikron.

Kepala Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara Sri Haryati menambahkan, DKI Jakarta dinyatakan bebas rabies sejak 2004. Karena itu, pengawasan terus dilakukan untuk mempertahankannya.

Sebanyak 1.200 anjing dan kucing divaksinasi sejak Januari 2014. Selama dua pekan ini, petugas di lima wilayah di DKI Jakarta akan keliling untuk vaksinasi antirabies. Selain perumahan, petugas juga menyasar kawasan perniagaan, pelabuhan, dan wisata. Dinas Peternakan DKI Jakarta menargetkan 1.000 ekor dalam rangka Hari Rabies Sedunia 28 September dan Hari Bhakti Peternakan. (MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menghitung Bulan Pemindahan Ibu Kota Negara, DKI Berubah Jadi DKJ Saat HUT ke-79 RI

Menghitung Bulan Pemindahan Ibu Kota Negara, DKI Berubah Jadi DKJ Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan Vina, Hotman Paris: Kami Belum Bisa Pastikan

Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan Vina, Hotman Paris: Kami Belum Bisa Pastikan

Megapolitan
Akhir Tragis Bandar Narkoba di Pondok Aren, Tewas Membusuk Dalam Toren Air Usai Kabur dari Kejaran Polisi

Akhir Tragis Bandar Narkoba di Pondok Aren, Tewas Membusuk Dalam Toren Air Usai Kabur dari Kejaran Polisi

Megapolitan
Keluarga 'Vina Cirebon' Buka Suara: Tak Terima 2 DPO Dihapus dan Pertanyakan Pegi sebagai Tersangka

Keluarga "Vina Cirebon" Buka Suara: Tak Terima 2 DPO Dihapus dan Pertanyakan Pegi sebagai Tersangka

Megapolitan
Soal Perubahan DKI Jadi DKJ, Akan Ada Pelepasan Bendera dari Monas ke Istana IKN

Soal Perubahan DKI Jadi DKJ, Akan Ada Pelepasan Bendera dari Monas ke Istana IKN

Megapolitan
Panca Dihantui Rasa Takut dan Bersalah Usai Bunuh Empat Anak Kandungnya di Jagakarsa

Panca Dihantui Rasa Takut dan Bersalah Usai Bunuh Empat Anak Kandungnya di Jagakarsa

Megapolitan
Panca Pembunuh Empat Anak Kandung Tak Pernah Dijenguk Keluarga sejak Dijebloskan ke Penjara

Panca Pembunuh Empat Anak Kandung Tak Pernah Dijenguk Keluarga sejak Dijebloskan ke Penjara

Megapolitan
Banjir Kritik Program Tapera: Gaji Pas-pasan, Dipotong Lagi padahal Tak Berniat Beli Rumah

Banjir Kritik Program Tapera: Gaji Pas-pasan, Dipotong Lagi padahal Tak Berniat Beli Rumah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 30 Mei 2024

Megapolitan
Misteri Mayat Dalam Toren Terungkap: Korban adalah Bandar Narkoba yang Bersembunyi dari Polisi

Misteri Mayat Dalam Toren Terungkap: Korban adalah Bandar Narkoba yang Bersembunyi dari Polisi

Megapolitan
BPBD DKI: Jakarta Rugi Rp 2,1 Triliun akibat Banjir

BPBD DKI: Jakarta Rugi Rp 2,1 Triliun akibat Banjir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Lima Terpidana Sebut Bukan Pegi Pembunuh Vina | Soal Mayat Dalam Toren, Masih Hidup saat Terendam Air

[POPULER JABODETABEK] Lima Terpidana Sebut Bukan Pegi Pembunuh Vina | Soal Mayat Dalam Toren, Masih Hidup saat Terendam Air

Megapolitan
Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com