Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Menikah Sama Keyakinan Saja Masih Banyak Konflik, Apalagi Beda"

Kompas.com - 05/09/2014, 15:04 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pro dan kontra mengenai gugatan uji materi atau judicial review terhadap Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang mengatur syarat pernikahan seagama ke Mahkamah Konstitusi oleh sekelompok mahasiswa di Jakarta mulai muncul.

Salah satunya berasal dari Lia Deviyanti, wanita yang berdomisili di Harapan Jaya, Bekasi. Lia memiliki pengalaman hidup selama 22 tahun dengan orangtua yang berbeda agama.

Secara tegas, dia tidak mendukung adanya rancangan undang-undang yang memperbolehkan pernikahan dengan beda keyakinan. Dia mengungkapkan, selama hidup dalam keluarga yang berbeda keyakinan, banyak kebingungan yang sering dialami. [Baca: Nikah Beda Agama adalah Contoh Kemajemukan]

Lia Deviyanti merupakan anak dari seorang ibu yang beragama Katolik dan ayah yang beragama Islam. Kedua kakaknya juga beragama Katolik. Lia juga hidup dekat dengan keluarga sang ibu yang semuanya juga beragama Katolik.

Sementara keluarga sang ayah lebih banyak di Surabaya. Mengikuti agama ibunya, Lia sejak kecil sudah beragama Katolik. Namun, ketika berada di pertengahan pendidikan SMA, Lia mengganti agamanya menjadi Islam.

Sejak kecil, Lia mengaku belum merasakan kesulitan menjadi anak dari orangtua yang beda agama.

Sebelum dia pindah agama, hanya ayahnya yang satu-satunya beragama Islam. "Dulu Papa pernah bilang mau ada anaknya yang menyolatkan dia kalau dia meninggal nanti," ujar Lia kepada Kompas.com, Jumat (5/9/2014). [Baca: Gugat UU Pernikahan ke MK agar Menikah Beda Agama Ada Kepastian Hukum]

Namun, dulu Lia belum memusingkan hal tersebut. Menginjak bangku kelas II SMA, Lia mulai mengalami peristiwa yang membuat dia berniat untuk mengubah agamanya. Hingga akhirnya, ketika dia berumur 17 tahun, Lia resmi memeluk agama Islam mengikuti ayahnya.

Ikut dua hari raya

Setelah Lia memeluk agama Islam, mulai ada konflik-konflik yang timbul. Ibunya menolak keputusan Lia untuk pindah agama. Sedangkan ayahnya terus menguatkan Lia untuk tetap setia pada keputusannya. [Baca: Menteri Agama: Sulit jika Nikah Beda Agama Dilegalisasi]

Ketika Lia mulai berpuasa, rutinitas sahur dan berbuka hanya dia lakukan bersama ayahnya. Saat sudah memasuki hari raya Idul Fitri, Lia sering kali hanya dapat ber-Lebaran bersama ayahnya.

Melaksanakan shalat Id pun, Lia bersama ayah dan tetangga rumah. Begitu pula ketika hari raya Natal tiba. Keluarganya yang mayoritas beragama Katolik biasa mendekorasi rumah dan merayakan Natal secara besar-besaran.

Tinggal di rumah yang sama, Lia pun juga ikut merayakan Natal bersama keluarganya. Hal terberat yang pernah dirasakan Lia sejak pindah agama adalah banyak teman-teman yang menjauhinya.

"Teman-teman di gereja dulu sebut Lia 'pengkhianat Tuhan'," ujar Lia. Hal berat lain, tak jarang Lia menyaksikan kedua orangtuanya berselisih paham soal kepindahan agamanya.

Suatu ketika, Lia pernah bertanya kepada ayahnya kenapa sampai memutuskan untuk menikah beda agama. "Papa cuma bilang, namanya sudah kejadian," ujar Lia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

Megapolitan
Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi 'Online' untuk Bayar Sewa Kos

Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi "Online" untuk Bayar Sewa Kos

Megapolitan
Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Megapolitan
Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Megapolitan
Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Megapolitan
Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Megapolitan
Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Megapolitan
Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Megapolitan
Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com