Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Divonis 6 Bulan, Guntur Bumi Memilih Pikir 7 Hari

Kompas.com - 10/09/2014, 18:31 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan divonis enam bulan penjara terhadap Muhammad Susilo Wibowo atau dikenal dengan Guntur Bumi. Guntur Bumi dinyatakan bersalah atas kasus penipuan terhadap mantan pasien klinik pengobatannya.

Seusai membacakan vonis, majelis hakim bertanya kepada Guntur Bumi, apakah menerima putusan tersebut atau berupaya mengajukan banding ke pengadilan tinggi.

"Terhadap putusan ini, majelis hakim memberikan hak berpikir untuk menerima putusan ini. Jika tidak sependapat bisa berpikir tujuh hari, (terdakwa pun) bisa mengajukan upaya hukum ke pengadilan tinggi," ucap hakim ketua Haswandi, Rabu (10/9/2014). [Baca: Divonis 6 Bulan Bui, Boneka "Jenglot" Guntur Bumi Disita Pengadilan]

Guntur Bumi memilih berpikir atas vonis tersebut. Guntur Bumi pun beranjak dari kursi duduknya di ruang sidang utama dan menghampiri kuasa hukum yang duduk di bagian kanan ruang sidang.

Guntur Bumi terlihat berbisik ke kuasa hukumnya Afrian Bondjol atas saran dari hakim ketua. Sekitar satu menit berbisik, Guntur Bumi kembali ke kursi terdakwa. Ia pun langsung menjawab pengajuan dari hakim ketua.

"Saya akan berpikir-pikir dulu," jawab Guntur Bumi. Hakim ketua pun menutup sidang putusan tersebut. "Sesuai dengan adanya berpikir-pikir, sidang putusan perkara ini selesai. Sidang ditutup," kata hakim ketua sambil mengetuk palu sidang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com