Ahok mengaku keputusan pengunduran dirinya dari Gerindra sudah bulat setelah dia merenung dan berdoa meminta petunjuk Tuhan. Menurut Ahok, selain meminta petunjuk Tuhan, dia pun sudah meminta persetujuan istrinya.
Sang istri, Veronica Tan, menurut sebuah sumber, sempat mempertanyakan niat Ahok mundur dari Gerindra. Bahkan, mereka sempat diskusi, tetapi akhirnya Veronica menyerahkan keputusan kepada sang suami.
Rabu (10/9/2014) kemarin, Ahok sempat memamerkan surat tanda terima dari DPP Gerindra yang telah menerima surat pengunduran dirinya. Seusai memperlihatkan surat itu, Ahok tidak kembali bekerja, tetapi bergegas untuk pulang.
Dengan tergesa-gesa, Ahok masuk ke mobil dinasnya, Toyota Land Cruiser berwarna hitam, yang terparkir di halaman Gedung Balaikota Jakarta. Padahal, biasanya, setiap hari Ahok pulang kerja hingga larut malam. "Saya ada urusan keluarga, jadinya pulang cepat," kilahnya.
Ditanya perasaannya setelah mengundurkan diri dari Gerindra, Ahok mengaku biasa saja. Bahkan, dia kerap mengembangkan senyuman kepada orang di sekitarnya.
Soal wacana pindah partai, Ahok menjamin tidak akan membelot ke partai politik mana pun karena dia akan fokus membenahi Ibu Kota selama tiga tahun sisa pemerintahannya. Ia juga tidak akan menerima tawaran jadi menteri kabinet Jokowi-JK mendatang. "Saya mau memberesi semua tugas di DKI Jakarta," ujarnya.
Kelak, Ahok akan menjadi gubernur DKI Jakarta, menggantikan Jokowi yang menjadi presiden RI. Ahok tampaknya mantap bakal duduk sebagai gubernur non-parpol, setelah lepas dari Gerindra. Ia pun mengisyaratkan tidak akan "lompat" ke kabinet.
Menurut Ahok, Jokowi tidak akan menginstruksikan dirinya jadi menteri. Sebab, Jokowi lebih memercayainya untuk menyelesaikan permasalahan Ibu Kota daripada memberikan tugas baru di jabatan baru sebagai menteri.
"Kita berdua (bersama Jokowi) sudah janji sama orang Jakarta. Pembagian tugasnya, beliau (Jokowi) di pusat dan saya di Jakarta. Ini komitmen amanah yang diberikan warga DKI untuk dituntaskan," ujar mantan anggota Komisi II DPR itu. "Pak Jokowi juga enggak akan meminta saya jadi menteri karena dia menginginkan saya selesaikan (masalah) Jakarta," ungkap Ahok.
Sebagai informasi, Ahok mundur dari Gerindra karena berbeda pendapat dengan partai soal RUU Pilkada. Partai Gerindra bersama partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) menyepakati pemilihan kepala daerah melalui DPRD. Sementara itu, Ahok tidak sepakat atas hal itu dan menginginkan kepala daerah tetap dipilih langsung oleh rakyat.
Usulan pemilihan kepala daerah melalui DPRD tengah dibahas Panja RUU Pilkada DPR dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Parpol yang tergabung dalam KMP berubah sikap (mendukung pilkada dipilih DPRD) setelah berakhirnya proses pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
Dalam surat pengunduran dirinya, Ahok mengatakan alasannya mundur ialah karena keputusan Gerindra yang mendukung perubahan mekanisme pemilihan kepala daerah telah bertentangan dengan prinsip dan hati nuraninya.
"Karena saya tidak bisa menjadi anggota partai yang baik, dalam AD/ART partai kan harus mendukung menyukseskan semua program partai politik. Nah, sedangkan saya berlawanan dengan hati nurani saya apabila partai politik saya mendukung pemilihan kepala daerah dipilih melalui DPRD," ujar Ahok.
Berdasarkan surat tanda terima yang ditunjukkan Ahok, tertulis surat pengunduran diri tersebut ditujukan ke Sekjen Partai Gerindra. Surat pengunduran diri tersebut diterima petugas DPP bernama Martina. Selain surat pengunduran diri, dalam surat tersebut Ahok menyerahkan kartu keanggotaan partai untuk diserahkan ke DPP. (Harian Warta Kota)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.