Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Yaelah, Buruh Demo Lagi? Minta Naik Upah Again?"

Kompas.com - 02/10/2014, 12:02 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pejalan kaki di sekitar Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, mengeluhkan aksi unjuk rasa yang dilakukan ribuan buruh di Bundaran Hotel Indonesia, Kamis (2/10/2014). Mereka menilai buruh terlalu sering melakukan unjuk rasa sehingga mengganggu arus lalu lintas.

Fany (20), mahasiswi kampus di daerah Senayan, mengaku kesulitan untuk menuju lokasi tujuannya di kawasan Menteng lantaran buruh menutup sebagian besar kawasan Bundaran HI.

"Tadi kopaja cuma mau nurunin di Tosari, enggak mau terus, ada demo begini sih," keluh dia.

Desi (20), juga mahasiswi, terlihat kesulitan menembus barisan buruh yang masih menunggu komando untuk bergerak. Setelah melihat spanduk-spanduk yang dibawa buruh, ia spontan menyeletuk.

"Yaelah, buruh demo lagi? Minta naik upah again? Kerjanya sudah bagus belum?" kata mahasiswi berjilbab ini.

Menurut Desi, seharusnya buruh memperbaiki kinerjanya terlebih dulu sebelum terus menuntut kenaikan upah. "Kalau saya jadi pemilik perusahaannya baru mau naikin kalau kinerja dia baguslah," ujarnya.

Pantauan Kompas.com, Kamis sekitar pukul 10.00 ratusan buruh sudah mulai berkumpul di kawasan Bundaran HI. Tak lama jumlah mereka menjadi sekitar 3.000 orang dan melakukan long march ke arah Istana Negara RI.

Sekitar pukul 11.15, buruh mulai bergerak menyusuri Jalan MH Thamrin menuju Jalan Medan Merdeka Barat. Akibatnya, arus lalu lintas mulai tersendat. Sebagian besar kendaraan memilih memutar arah kembali ke Jalan Sudirman, sebagian belok ke Jalan Kebon Kacang dan ke Jalan Imam Bonjol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com