Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kondisi Tembok "Underpass" Tanah Abang yang Runtuh

Kompas.com - 14/10/2014, 14:18 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tepi tembok di underpass Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, dari arah Cideng menuju Pejompongan, kini terlihat tak sempurna. Sebab, bagian pinggiran di salah satu terowongan underpassitu mendadak runtuh.

Underpass itu berada di jalur arah Cideng menuju Thamrin City. Dua terowongan pada underpass tersebut itu biasa dilintasi kendaraan, baik roda empat maupun roda dua. Berdasarkan pantauan Kompas.com, Selasa (14/10/2014), salah satu sisi pinggir terowongan kedua atau mendekati ujung underpass terlihat rompal.

Bagian tengah di tepi terowongan terlihat kosong, lebih kurang dua meter. Di atas terowongan itu terdapat trotoar tempat lalu lalang pengunjung pasar Tanah Abang.

Jalanan aspal di underpass kini tampak bersih setelah sebelumnya terdapat puing. Namun, puing kecil dari reruntuhan beton masih terlihat di sisi kiri bawah atau di atas trotoar underpass.

Menurut seorang tukang ojek, Beni, tembok itu mendadak runtuh pada Senin (14/10/2014) sekitar pukul 15.00 WIB. Biasanya, menurut dia, pengguna kendaraan ramai pada jam tersebut.

"Untungnya pas runtuh enggak ada kendaraan yang lewat, jadi enggak ada tuh namanya korban. Untung banget," kata Beni, Selasa siang.

Beni mengatakan, kejadian itu sontak menyebabkan pengunjung kawasan Tanah Abang kaget. Kejadian tersebut juga membuat kemacetan panjang dari arah Cideng hingga lokasi kejadian.

Lebih dari satu jam setelah kejadian, kata dia, barulah petugas datang untuk mengangkut puing.

"Iya, sudah macet panjang sejaman lebih, (baru) ada tuh petugas. Kita juga bantu-bantu sedikit doang bisanya," kata tukang ojek lain, Alam.

Menurut mereka, lamanya kedatangan petugas menyebabkan kemacetan pada jam pulang kerja itu sulit terurai. Tukang ojek yang berada di sekitar Tanah Abang pun turun tangan mengatur arus lalu lintas.

Mereka juga tidak mengetahui mengapa tembok itu bisa runtuh. Namun, Beni menduga bahwa benturan dan getaran kendaraan yang melintas di atas underpass itu menyebabkan beton kian lama kian rapuh.

Bahkan, seorang lain, Toni, menyatakan bahwa tembok itu pernah terbentur kendaraan.

"Satu kali truk molen nabrak. Satu lagi truk kontainer yang nabrak kencang. Sudah agak lama sih, tetapi mungkin itu (runtuh) juga karena benturan kencang," ucap Toni.

Menurut Toni, dua terowongan di underpass itu punya ketinggian berbeda. Terowongan pertama lebih tinggi, jika diukur antara ujung terowongan dan permukaan jalan aspal. Sementara itu, terowongan kedua lebih pendek. Akibatnya, para sopir menganggap ketinggian dua terowongan sama saat mereka melintas di underpass.

"Itu beda tinggi. Mereka (sopir) mungkin enggak sadar. Jadi, pas lewat (terowongan) pertama lolos, pas kedua kena," kata dia.

Dia mengatakan, sebuah truk kontainer pernah melaju kencang di underpass dan menabrak tembok yang kini runtuh. Kemungkinan, dia menambahkan, benturan itu membuat tembok retak dan akhirnya kini runtuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Orangtua Siswa Minta Anaknya Diloloskan PPDB, Disdik DKI: Tidak Bisa!

Ada Orangtua Siswa Minta Anaknya Diloloskan PPDB, Disdik DKI: Tidak Bisa!

Megapolitan
Tanggal 16 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 16 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
Permukiman Pernah Terbakar pada 2020, Gang Venus Kini Lebih Terang

Permukiman Pernah Terbakar pada 2020, Gang Venus Kini Lebih Terang

Megapolitan
Jika Jadi Gubernur Jakarta Lagi, Anies: Kembalikan Semua pada Relnya

Jika Jadi Gubernur Jakarta Lagi, Anies: Kembalikan Semua pada Relnya

Megapolitan
Wali Kota Jakpus Larang Kendaraan Dinas Beroperasi jika Tak Lolos Uji Emisi

Wali Kota Jakpus Larang Kendaraan Dinas Beroperasi jika Tak Lolos Uji Emisi

Megapolitan
Wacana Duet dengan Kaesang di Pilkada 2024, Anies: Semua Orang Punya Kesempatan Setara

Wacana Duet dengan Kaesang di Pilkada 2024, Anies: Semua Orang Punya Kesempatan Setara

Megapolitan
Fotografer dan Sekuriti GBK Cekcok, Saling Provokasi dan Tantang Pukul Pipi

Fotografer dan Sekuriti GBK Cekcok, Saling Provokasi dan Tantang Pukul Pipi

Megapolitan
Sekuriti Cekcok dengan Fotografer, Pengelola GBK: Ada Salah Paham

Sekuriti Cekcok dengan Fotografer, Pengelola GBK: Ada Salah Paham

Megapolitan
Firli Bahuri Tak Ditahan Setelah 7 Bulan Tersangka, Pengamat: Seharusnya Sudah Divonis

Firli Bahuri Tak Ditahan Setelah 7 Bulan Tersangka, Pengamat: Seharusnya Sudah Divonis

Megapolitan
Anies Baswedan Mengaku Dihubungi PDI-P Soal Usulan Jadi Cagub Jakarta

Anies Baswedan Mengaku Dihubungi PDI-P Soal Usulan Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Dilaporkan ke Bawaslu soal Pelanggaran Netralitas ASN, Supian Suri Sebut Siap Disanksi

Dilaporkan ke Bawaslu soal Pelanggaran Netralitas ASN, Supian Suri Sebut Siap Disanksi

Megapolitan
Pembacok Petugas Kebersihan di Cilincing Sempat Kabur ke Kuningan Jawa Barat

Pembacok Petugas Kebersihan di Cilincing Sempat Kabur ke Kuningan Jawa Barat

Megapolitan
Puluhan Tahun Tinggal di Rumah Minim Sinar Matahari, Warga Gang Venus: Alhamdulillah Betah

Puluhan Tahun Tinggal di Rumah Minim Sinar Matahari, Warga Gang Venus: Alhamdulillah Betah

Megapolitan
Cekcok dengan Sekuriti GBK, Fotografer Ngaku Baru Datang Langsung Diteriaki

Cekcok dengan Sekuriti GBK, Fotografer Ngaku Baru Datang Langsung Diteriaki

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Bacok Petugas Kebersihan Saat Tawuran di Cilincing

Polisi Tangkap Pria yang Bacok Petugas Kebersihan Saat Tawuran di Cilincing

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com