Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Diminta Turun Tangan soal Harga Tiket Ancol

Kompas.com - 25/11/2014, 08:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga tiket masuk kawasan Ancol sebesar Rp 25.000 per orang dikeluhkan para pedagang. Mereka menganggap, tarif sebesar itu cukup mahal di kalangan pengunjung, imbasnya jumlah pengunjung yang datang ke sana menjadi berkurang.

Menanggapi hal itu, Senator DPD RI dari DKI Jakarta, Dailami Firdaus, meminta agar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) turun tangan mengatasi permasalahan tersebut.

"Harga tiket masuk Ancol Rp 25.000 per orang dan Rp 20.000 per mobil serta Rp 15.000 per motor sangat memberatkan warga Jakarta. Kami ingin gubernur turun tangan terkait masalah ini," kata Firdaus pada Senin (24/11/2014).

Menurut Firdaus, hal tersebut akan memberatkan warga, terlebih setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa waktu yang lalu.

"Dari informasi yang saya dapat, pihak manajemen Ancol akan menaikkan harga jual tiket Ancol lagi sebesar Rp 5.000. Belum lagi, kalau setiap Lebaran dan tahun baru, pasti harga tiket masuk naik," ujarnya.

Firdaus menambahkan, melihat masalah ini, seharusnya Gubernur DKI Jakarta memperhatikan warganya dan membuat kebijakan untuk menurunkan tarif masuk Ancol.

"Ancol itu kan salah satu ikon wisata DK Jakarta. Jadi, jangan mempersulit warga untuk berwisata ke sana karena tarif yang tidak terjangkau. Mestinya di waktu tertentu bisa digratiskan bagi mereka yang mempunyai KTP Jakarta," kata Firdaus.

Respons cepat

Sementara itu, Sarman Simanjorang, Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi DKI Jakarta, mengatakan, sebaiknya Gubernur DKI Jakarta merespons cepat apa yang menjadi aspirasi warga Jakarta dan pedagang yang ada di kawasan Ancol.

"Dengan tarif saat ini yang mencapai Rp 25.000 per orang masuk kategori mahal. Bisa dibayangkan jika naik motor ke Ancol dengan dua anak, sudah harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 120.000 hanya untuk melihat laut," kata Sarman.

Menurut Sarman, potensi penurunan pengunjung sangat besar karena rata-rata warga yang berwisata ke Ancol itu adalah kalangan kelas menengah ke bawah. Apalagi, kata Sarman, dengan kenaikan harga BBM yang berdampak pada kenaikan berbagai kebutuhan sehari-hari, akan membuat warga pikir dua kali untuk berkunjung ke Ancol.

"Jika pengunjung semakin sepi maka para pedagang UKM yang ada di kawasan Ancol, omzetnya semakin menurun dan tidak tertutup kemungkinan akan tutup. Ini sudah menyangkut nasib ribuan UKM. Jika perlu kita mengusulkan tarif masuk digratiskan saja, kecuali tarif parkir motor dan mobil," ujar Sarman.

Dikatakan Sarman, apabila nanti pihak Ancol menaikkan tarif wahana permainan di dalam, hal itu tidak masalah. Sebab, pemilihan untuk berkunjung ke wahana itu, merupakan keinginan pengunjung untuk memuaskan hasrat hiburannya. (Fitriyandi Al Fajri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
417 Bus Transjakarta Akan 'Dihapuskan', DPRD DKI Ingatkan Pemprov Harus Sesuai Aturan

417 Bus Transjakarta Akan "Dihapuskan", DPRD DKI Ingatkan Pemprov Harus Sesuai Aturan

Megapolitan
Ketahuan Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu, 12 Warga Didenda

Ketahuan Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu, 12 Warga Didenda

Megapolitan
Bertemu Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris: Ada yang Tidak Beres di Penyidikan Awal

Bertemu Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris: Ada yang Tidak Beres di Penyidikan Awal

Megapolitan
Fakta-fakta Donasi Palsu Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pelaku Mengaku Paman Korban dan Raup Rp 11 Juta

Fakta-fakta Donasi Palsu Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pelaku Mengaku Paman Korban dan Raup Rp 11 Juta

Megapolitan
Kasusnya Viral Kembali, Keluarga Vina Cirebon Temui Hotman Paris

Kasusnya Viral Kembali, Keluarga Vina Cirebon Temui Hotman Paris

Megapolitan
Mulai Hari Ini, Buang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu di Luar Jam Operasional Dikenakan Denda

Mulai Hari Ini, Buang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu di Luar Jam Operasional Dikenakan Denda

Megapolitan
Hari Ini, Dishub Jaksel Jaring 6 Jukir Liar di Minimarket Kawasan Kemang dan 3 di Kebayoran Baru

Hari Ini, Dishub Jaksel Jaring 6 Jukir Liar di Minimarket Kawasan Kemang dan 3 di Kebayoran Baru

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pencuri Mobil yang Seret Korbannya di Bogor, Dua Orang Masih Buron

Polisi Tangkap Empat Pencuri Mobil yang Seret Korbannya di Bogor, Dua Orang Masih Buron

Megapolitan
Terlilit Utang Rp 10 Juta, Seorang Pria Nekat Curi 6 Ban Mobil Beserta Peleknya

Terlilit Utang Rp 10 Juta, Seorang Pria Nekat Curi 6 Ban Mobil Beserta Peleknya

Megapolitan
Ditangkap di Filipina, Gembong Narkoba Buronan BNN Pernah Selundupkan 5 Kg Sabu ke Indonesia

Ditangkap di Filipina, Gembong Narkoba Buronan BNN Pernah Selundupkan 5 Kg Sabu ke Indonesia

Megapolitan
Jukir Liar di Tebet Masih Bandel, Bisa Kena Sanksi Denda atau Kurungan

Jukir Liar di Tebet Masih Bandel, Bisa Kena Sanksi Denda atau Kurungan

Megapolitan
Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat 'Video Call' Keluarga Jadi Pertanyaan

Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat "Video Call" Keluarga Jadi Pertanyaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com