Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Enggak Usah Pakai Sirene, Masalah Kita Itu Kenapa Genangan Begitu Banyak

Kompas.com - 02/12/2014, 12:58 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menyatakan, pemasangan alat untuk sistem peringatan bencana di kawasan rawan banjir bukan menjadi proyeksi utama Pemerintah Provinsi DKI.

Sebab, bagi dia, hal utama yang harus dilakukan adalah mencegah agar banjir tidak terjadi. Karena itu, ia menegaskan pemasangan alat yang didatangkan dari Jepang itu tidak mendesak untuk segera dilakukan.

"Enggak usah pakai sirene. Penduduk sudah punya sirene sendiri. Nanti saja bertahap. Yang penting sekarang masalah kita itu kenapa genangan begitu banyak. Kita sudah cek kemarin, ternyata banyak rumah yang bangunannya ditinggikan. Akhirnya air tidak masuk ke got," ujar dia, di Balaikota Jakarta, Selasa (2/12/2014).

Meski demikian, Ahok mengakui keberadaan alat untuk sistem peringatan bencana di kawasan rawan banjir tetap akan diperlukan. Namun, pemasangannya tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.

Kemungkinan besar pemasangannya baru akan dilakukan menjelang musim puncak hujan pada Januari mendatang. "Selama genangan biasa, orang enggak akan pergi dari rumahnya," ujar Ahok.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memasang alat untuk sistem peringatan bencana di lima kelurahan rawan banjir. Kelima kelurahan itu yakni Ulujami, Petogogan, Bidara Cina, Kampung Melayu, dan Rawa Buaya.

"Kami akan pasang alatnya di 15 titik. Masing-masing kelurahan akan ditaruh di tiga RW," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Bambang Musyawardana, di Balaikota Jakarta, Kamis (30/10/2014).

Bambang memaparkan, alat sistem peringatan bencana merupakan hibah dari Japan Radio Company. Alat tersebut akan dilengkapi sirene dan pengeras suara yang dipasang di atas tiang.

Saat ini, kata Bambang, tiang-tiang untuk tempat alat telah terpasang semuanya. Menurut dia, alat untuk sistem peringatan bencana nantinya akan menginformasikan segala hal yang berkaitan tentang ketinggian permukaan air pada sungai-sungai yang mengalir di lima kelurahan tersebut, termasuk ketinggian permukaan air di kawasan hulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com