Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Kelengkapan Sah, DPRD Janji Kerja Cepat

Kompas.com - 09/12/2014, 14:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah penetapan alat kelengkapan DPRD DKI Jakarta, Senin (8/12), anggota Dewan berjanji segera bekerja. Sejumlah aturan perundang-undangan penting diupayakan terselesaikan sesuai target. Salah satunya penetapan Rancangan Peraturan Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta 2015.

Alat kelengkapan Dewan yang terdiri dari lima komisi dan empat badan ini disahkan setelah lebih dari tiga bulan DPRD terbentuk. DPRD periode 2014-2019 ini dilantik pada 25 Agustus. Perseteruan di tubuh DPRD sempat menghangat setelah beberapa pihak tidak setuju dengan pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo yang terpilih sebagai Presiden RI.

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengatakan, sebelum pengesahan alat kelengkapan Dewan, terjadi pembicaraan maraton antara pimpinan dewan dan fraksi-fraksi. Salah satu kesepakatan yang dihasilkan adalah membagi dua masa kepemimpinan Fraksi Partai Gerindra dan PPP di Badan Legislasi Daerah.

”Untuk 2,5 tahun pertama Gerindra yang akan memimpin. Selanjutnya PPP. Namun, di susunan (alat kelengkapan daerah), kan, tidak mungkin ada dua ketua,” katanya seusai pengesahan alat kelengkapan DPRD.

Prasetyo memastikan, tidak ada lagi sebutan Koalisi Merah Putih (KMP) atau Koalisi Indonesia Hebat (KIH). ”Yang ada sekarang Koalisi Kebon Sirih,” katanya. Kebon Sirih merupakan nama jalan tempat Gedung DPRD berdiri.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana.

”Jangan provokasi lagi. Kami komitmen pada percepatan pembangunan. Tidak ada (pihak) yang lemah dan kuat. Kami dipilih rakyat, jadi kami komitmen melakukan percepatan pembangunan,” kata laki-laki yang biasa dipanggil Lulung itu.

Dia menambahkan, ada beragam persoalan yang mesti segera diselesaikan. Masalah yang dimaksud, antara lain, penanganan sampah, masalah kesehatan, perumusan tunjangan kinerja daerah, pembatasan sepeda motor, dan penanganan kemacetan.

Selesaikan APBD

Selanjutnya, Prasetyo berjanji, pihaknya segera membentuk Badan Musyawarah. Badan Musyawarah bertugas membahas Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta 2015. ”APBD diharapkan bisa disahkan sebelum 30 Desember,” ucapnya.

Prasetyo optimistis, sinergi di DPRD DKI akan lebih baik selama komunikasi di antara anggota bisa diintensifkan. ”Saya akan maksimalkan (bekerja) agar (APBD) itu selesai,” katanya.

Kepala Dinas Pelayanan Pajak Daerah (PPD) DKI Iwan Setiawandi mengatakan, APBD 2015 diusulkan Rp 76 triliun.

Adapun sumber penerimaan terbesar DKI Jakarta berasal dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), bea balik nama kendaraan bermotor, pajak kendaraan bermotor, serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

Pemprov DKI Jakarta berencana menyesuaikan kembali besaran PBB 2015 di wilayah komersial. ”Untuk perumahan, kami akan mempertahankan besaran PBB seperti saat ini,” ucapnya.

Pada 2014, 83 persen dari total 1,9 juta wajib pajak di DKI Jakarta menyelesaikan kewajiban mereka membayar PBB. Sebanyak 27.000 wajib pajak mendapatkan keringanan pembayaran PBB.

Penyerapan rendah

Selain APBD, DPRD juga berencana menelusuri penyebab rendahnya penyerapan anggaran tahun 2014. Untuk membahas masalah ini, legislatif akan menggelar rapat dengan eksekutif.

Hingga awal November ini, serapan APBD DKI Jakarta 2014 sekitar 36 persen. Serapan anggaran sangat rendah karena saat ini sudah mendekati tutup buku anggaran yang jatuh pada Desember ini. Total APBD DKI 2014 Rp 72,9 triliun.

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Nandar Sunandar mengakui, penyerapan anggaran di dinasnya tergolong rendah. Salah satunya karena sejumlah rencana pembelian lahan untuk taman dan pemakaman batal terealisasi.

”Ada 89 rencana pembelian tanah. Lima di antaranya sudah selesai (1,77 persen), sedangkan 41 lagi sedang proses. Mudah-mudahan bisa selesai akhir tahun ini. Sementara itu, 43 lainnya batal dibeli pemerintah karena berbagai sebab, seperti sertifikat tanah yang sedang diagunkan pemiliknya dan tanah diokupasi,” kata Nandar.

Untuk kebutuhan pembebasan lahan, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta mengalokasikan Rp 1,9 triliun atau 81,8 persen dari total Rp 2,4 triliun dana anggaran di dinas ini. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Megapolitan
Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Megapolitan
PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

Megapolitan
Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Megapolitan
Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Megapolitan
Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan Imam Budi Hartono

Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan Imam Budi Hartono

Megapolitan
Nasdem Tunggu Arahan Surya Paloh soal Pilkada Jakarta, Akui Nama Anies Masuk Rekomendasi

Nasdem Tunggu Arahan Surya Paloh soal Pilkada Jakarta, Akui Nama Anies Masuk Rekomendasi

Megapolitan
Calon Siswa Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi di Depok, padahal Rumahnya Hanya 794 Meter dari Sekolah

Calon Siswa Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi di Depok, padahal Rumahnya Hanya 794 Meter dari Sekolah

Megapolitan
Hendak Lanjutkan Koalisi, Parpol KIM Disebut Belum Teken Kerja Sama untuk Pilkada Jakarta

Hendak Lanjutkan Koalisi, Parpol KIM Disebut Belum Teken Kerja Sama untuk Pilkada Jakarta

Megapolitan
Nasdem Harap Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Bisa Dipasangkan dengan Anies atau Sahroni

Nasdem Harap Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Bisa Dipasangkan dengan Anies atau Sahroni

Megapolitan
Ditanya soal PKS Usung Anies di Pilkada Jakarta, Demokrat Prioritaskan Koalisi Indonesia Maju

Ditanya soal PKS Usung Anies di Pilkada Jakarta, Demokrat Prioritaskan Koalisi Indonesia Maju

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com