Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Resmi Dampingi Ahok, Djarot "Blusukan" ke Pasar

Kompas.com - 13/12/2014, 18:38 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengunjungi salah satu tempat nongkrong anak muda. Bukan kafe ataupun pusat perbelanjaan, melainkan sebuah pasar. Tepatnya di lantai dua Pasar Santa, Senopati, Jakarta Selatan.

Didampingi oleh Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Santa Lantai 2 yaitu Teddy Kusuma, Djarot beserta anak dan istrinya dan juga Prasetyo Edi mengelilingi Pasar Santa ini. Sambil berkeliling, Djarot menanyakan sejumlah persoalan kepada Teddy mengenai situasi di Pasar Santa ini.

"Aman, tak ada pungli tak ada preman," ujar Teddy di Pasar Santa, Sabtu (13/12/2014).

"Bagaimana peran PD Pasar Jaya? Apakah menghambat atau men-support?" tanya Djarot.

"Sejauh ini men-support sekali, Pak," jawab Teddy.

Teddy kemudian mengajak Djarot dan Edi ke sejumlah toko di pasar ini. Ketika tiba di salah satu toko baju untuk anak muda, Djarot berhenti dan masuk ke dalam toko tersebut. Rupanya Djarot tertarik dengan polo shirt berwarna merah yang tergantung di etalase toko.

"Ini berapa harganya?" tanya Djarot.

"Itu ada harganya pak, Rp 150.000," ujar penjual baju yang sambil menunjukan label harga di bajunya.

"Bayar, mah," ujar Djarot kepada sang istri yang ikut menemani.

Djarot langsung melepas kemeja berwarna coklat yang sebelumnya ia kenakan. Baju berwarna merah itu pun langsung ia pakai.

Setelah mengunjungi toko pakaian tersebut, perhatian Djarot terhenti pada toko buku di pasar itu. Djarot memilih-milih buku dan menyortirnya. Pilihan Djarot jatuh pada lima buku berjudul The Dusty Sneaker karya Teddy dan Maesy Ang, Marhaen dan Wong Cilik karya Retor A.W, Merebut Ruang Kota karya Purnawan Basundiro, Nyai Dasima karya S.M Ardan, dan buku "Di Bawah Bendera Merah" juga Djoernal Sastra Boemiputra. Kelima buku tersebut dibeli dengan total harga Rp 365.000. Djarot juga membeli sebuah lukisan seharga Rp 250.000.

Setelah menjelajahi lantai dua Pasar Santa, Djarot dan Edi pun turun ke lantai satu pasar tersebut. Djarot tercengang melihat situasi di lantai 1 yang jauh berbeda dengan lantai 2. Lantai 1 yang menjual beragam pakaian, kosmetik, perhiasan, dan lainnya, tampak tidak seramai di lantai 2.

"Ini kan fenomena, pasar biasanya yang ramai lantai 1 nah ini malah lantai 2. Malah atas yang rame," ujar Djarot kepada Edi.

Djarot mengatakan, sentuhan anak mudalah yang membuat lantai 2 Pasar Santa ramai oleh pengunjung. Menurut Djarot, konsep lantai 2 Pasar Santa ini dapat dijadikan percontohan untuk menyediakan tempat baru bagi pasar yang akan direvitalisasi.

Revitalisasi pasar adalah salah satu tugas yang akan diemban Djarot setelah resmi menjai wakil gubernur DKI Jakarta kelak. Djarot mengaku paham para pedagang, sejatinya akan mencari tempat ramai untuk ia berdagang. Oleh karena itu, Djarot ingin merevitalisasi sejumlah pasar dengan konsep tertentu agar bisa ramai.

Apa yang terjadi di Pasar Santa lantai 2 ini telah menginspirasinya. "Ini bisa jadi alternatif. Beri ruang bagi anak muda dan sarana hiburannya. Saya lihat disini juga ada komunitas baca, komunitas menulis, dan musik. Ini menarik dan bisa kita adopsi," ujar Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com