Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Berkualitas di Kota Metropolitan

Kompas.com - 15/12/2014, 20:53 WIB

KOMPAS.com - Kata kunci untuk menciptakan kota bahagia adalah tercapainya kesetaraan dalam kualitas hidup. Untuk meningkatkan kualitas hidup dibutuhkan lingkungan yang menjamin berjalannya fungsi sosial, yang memungkinkan warga berinteraksi dan berkegiatan bersama. Di sana, semua memiliki kedudukan sejajar, yang membuatnya dihargai. Tak seorang pun merasa rendah diri dan dikucilkan.

Pembangunan kota seperti itu merujuk pada perspektif kota sebagai sebuah sistem untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, bukan hanya mesin untuk mencapai kemakmuran.

Dalam merancang tata ruang kota, pemerintah perlu meletakkan prioritas pada pengembangan jaringan sosial. Keberadaannya bermanfaat untuk meningkatkan kehidupan sosial guna mencapai kesejahteraan warga.

Anjuran Charles Montgomery ini dikemukakan dalam Happy City (Farrar, Straus and Giroux, 2013) setelah melakukan perjalanan dan kajian terhadap sejumlah kota di dunia. Montgomery sangat terkesan dengan Enrique Peñalosa, yang dijulukinya ”Mr Happy”.

Ketika mengikuti pencalonan wali kota Bogota, tahun 2007, Peñalosa sadar betul mustahil mengobral janji untuk membangkitkan kesuksesan ekonomi. Saat itu, ibu kota Kolombia ini merupakan tempat tinggal yang mengerikan. Penuh dengan pengungsi, marak dengan ketegangan antargolongan.

Polusi, kemiskinan, dan pemerintahan yang lemah membuatnya bak neraka. Maka, strategi kampanye yang diangkatnya sangat sederhana, membuat warga Bogota lebih bahagia.
Ruang bersama

Bahagia digambarkannya sebagai kesetaraan dan kebersamaan dengan orang lain. Kesetaraan tidak selalu dalam konteks pendapatan, tetapi dapat berarti kesetaraan dalam kualitas hidup, yang menempatkan warga sebagai seorang manusia tanpa adanya perbedaan perlakuan.

Dalam konsep tata ruang kota, ini menuntut kesetaraan dalam memanfaatkan ruang publik, yang makin langka di antara pagar dan tembok yang memagari wilayah pribadi.

Seperti kota metropolitan pada umumnya, Bogota lebih ramah terhadap mobil daripada fasilitas untuk pejalan kaki. Untuk mewujudkan programnya itu, Peñalosa membatasi penggunaan mobil pribadi dan menaikkan harga bahan bakar hingga 40 persen.

Ia mengalihkan prioritas dan mengalokasikan anggaran untuk membangun ratusan mil jalur sepeda, dan menyediakan bus umum.

Ia juga menghubungkan taman dan fasilitas untuk pejalan kaki, membentuk jaringan perpustakaan, sekolah, dan tempat penitipan anak. Tujuannya satu, menghadirkan pengalaman hidup nyaman di perkotaan bagi sekitar delapan juta penduduknya.

Pembatasan mobil dilatarbelakangi pertimbangan penggunaan ruang dan polusi. Dari sisi geometri, dalam kondisi diam sebuah mobil membutuhkan minimal 150 kaki persegi (setara 13,94 meter persegi).

Luasan ini 30 kali ruang yang dibutuhkan satu orang dalam posisi berdiri atau 7,5 kali orang di atas sepeda atau berdiam dalam bus.

Kebijakan Peñalosa sukses menciptakan ruang publik lebih luas, kebebasan untuk mobilitas dan berbagi lebih banyak. Pada tahun 2001, hampir dua kali lipat warga pergi ke tempat bekerja dengan sepeda. Warga tidak keberatan berdesakan di bus umum.

Untuk pertama kali dalam empat tahun tidak ada orang yang tewas di jalan raya karena kecelakaan.

Wahana bermain

Copenhagen menjadi contoh lain merancang kota yang mendampingkan kawasan industri dengan wahana bermain sebagai siasat menciptakan lingkungan yang berpihak pada kepentingan warga.

Berawal dari rencana untuk membangun pembangkit tenaga listrik, ibu kota Denmark ini memilih proposal yang menawarkan pengolahan limbah sampah menjadi energi terbarukan.

Dalam desainnya, pembangkit ini akan dilengkapi struktur raksasa dengan atap berkelok-kelok yang berfungsi sebagai lereng ski artifisial berukuran tujuh kali lapangan sepak bola.

Kawasan ini tidak hanya menjadi arena bermain, tetapi juga sebagai fasilitas pendidikan. Dengan lift, para pemain ski akan mencapai ketinggian 330 kaki untuk melihat dengan jelas apa yang diperbuat terhadap sampah.

Gagasan kreatif ini sekaligus menjadi penyadaran bagi masyarakat akan fenomena efek rumah kaca. Isu perubahan iklim nyaris tidak mendapat perhatian dalam pembangunan kota.

Perencanaan umumnya mengutamakan pengembangan ekonomi, pengadaan rumah dan transportasi, serta pajak.

Melalui publikasi ini, Montmogery mengingatkan kita berada di persimpangan jalan, bagaimana mewujudkan kota yang nyaman di tengah pertumbuhan kota yang lebih banyak dikendalikan investor global dan pengembang berskala mega.

Kesuksesan revitalisasi Bogota, yang semula menyerupai ”kota sakit”, membuktikan setiap kota dapat dikonfigurasi ulang untuk menciptakan lebih banyak kegembiraan.

Pengalaman Copenhagen menegaskan perencanaan kota bahagia tidak dapat dilepaskan dari pengelolaan energi. Hidup berkualitas mensyaratkan polusi dan karbon rendah.

Penyediaan ruang publik dan penataan kota ramah untuk semua warga menjanjikan terpenuhinya kehidupan yang lebih sehat secara fisik dan mental. (Litbang ”Kompas”)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com