Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/01/2015, 07:33 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan melantik 6.506 pejabat eselon II hingga IV di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, di Silang Monas Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (2/1/2015), pada pukul 07.30 WIB. Wajah-wajah baru akan mengisi posisi-posisi di tingkatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Dengan jumlah sekitar 6000-an ini, Basuki telah memangkat sekitar 1.500 jabatan. Sebelumnya, ada 8.011 jabatan di lingkungan Pemprov DKI. Jabatan-jabatan yang dipangkas Basuki, di antaranya Kepala Seksi di Kelurahan, Wakil Lurah, dan Wakil Kepala Dinas Pariwisata.

Perombakan struktur organisasi Pemprov DKI ini dilakukan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Sementara itu, ada beberapa jabatan yang akan ditambah seperti Wakil Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Wakil Kepala Dinas Kesehatan, Wakil Kepala Dinas Pelayanan Pajak (DPP). Ada pun, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta akan dipecah menjadi dua yaitu Dinas PU Bina Marga dan Dinas PU Tata Air. Selain itu, Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B) akan dilebur dengan Dinas Tata Ruang menjadi Dinas Penataan Kota.

Ular tangga

Dua hari sebelumnya, Gubernur Basuki memberikan pengarahan kepada para pejabat yang akan dilantik, dirotasi, mau pun dengan posisi staf. Basuki meminta maaf karena akan banyak pejabat yang ia "parkir" menjadi staf non eselon.

Menurut Basuki, ia tidak bisa lagi bekerja dengan pegawai yang lambat dan gemar mengulur-ulur waktu. Selain itu, Basuki juga tidak senang dengan pegawai yang gemar mencari alasan untuk tidak menjalankan program unggulan DKI. Hampir seluruh pejabat SKPD kena "semprot" Basuki saat itu. Karakter-karakter seperti yang disebutkan Basuki di atas, akan langsung ditempatkan sebagai staf, tak diturunkan menjadi pejabat eselon III mau pun eselon IV.

"Selama ini pejabat eselon tidak pernah khawatir karena pasti hanya dimutasi ke jabatan yang eselonnya sama. Tapi jangan salah, Bapak dan Ibu, kita mulai permainan ular tangga di DKI," kata Basuki, di Balaikota, beberapa waktu lalu.

Permainan ular tangga yang dimaksud Basuki adalah para staf noneselon bisa dipromosikan menjadi pejabat eselon IV. Kemudian, pejabat eselon IV bisa meningkat menjadi pejabat eselon III dan selanjutnya bisa dipromosikan menjadi pejabat eselon II.

Sementara, pejabat eselon II yang memiliki kinerja tidak baik, tidak akan dimutasi ke eselon yang setingkat atau ke eselon III, melainkan langsung turun menjadi staf (noneselon).

"Tapi di saat Anda menjadi staf, belum tentu Bapak-Ibu itu kinerjanya tidak baik. Kebetulan di posisi itu, ada pejabat yang lebih baik kinerja dan hasil tesnya. Saya bisa saja khilaf menempatkan orang, tapi saya lebih baik khilaf daripada membiarkan orang (pejabat) lama begitu-begitu saja kerjanya," kata Basuki.

Sementara, kepada para staf atau pejabat yang dipromosikan, Basuki mengingatkan agar tak hanyut dalam kesenangan. Sebab, kata Basuki, tugas berat menunggu mereka untuk segera direalisasikan dan diselesaikan. Jika dalam waktu tiga hingga enam bulan, mereka tidak bisa merealisasikan program unggulan, maka  akan paa pejabat itu kehilangan jabatan dan bisa menjadi staf kembali.

"Enam bulan tidak becus, saya copot lagi jadi staf. Biar staf yang lain punya kesempatan menjadi pejabat," kata Basuki

Ada 28 wajah baru pejabat eselon II

Sebanyak 59 pegawai yang akan dilantik, di antaranya menjadi pejabat eselon II atau setara Kepala Dinas, Kepala Biro, Kepala Badan, Wali Kota, dan Bupati. Sebanyak 28 orang merupakan wajah baru yang dipromosikan menjadi pejabat eselon II.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com