"Sistem transportasi di Jakarta masih tidak ideal, sehingga masih terjadi perang penumpang, makanya timbullah fenomena-fenomena seperti itu (pungli)," kata dia saat dihubungi, Sabtu (7/1/2015).
Ia mengatakan, sistem transportasi di Jakarta belum efisien. Artinya, masih banyak rute dari trayek-trayek yang sepi penumpang. Alhasil, lanjut dia, banyak angkutan umum yang memilih untuk memotong trayek demi optimalisasi penumpang. Padahal itu melanggar regulasi, kata Alvinsyah, sehingga mereka memilih jalan pintas dengan menyetor ke petugas.
"Ada oknum operator (pengemudi angkutan umu) dan oknum petugas yang sama-sama tahu itu salah, tetapi masih dilakukan. Maka aturan itulah yang harus berubah," kata dia.
Ia mengatakan, untuk menghentikan pungli, yang harus dilakukan bukan hanya sikap tegas dari aparat penegak hukum, tetapi juga perubahan sistem transportasi di Jakarta. Sehingga, menurut dia, pengelolaan angkutan umum di Jakarta perlu dilakukan oleh satu pihak.
"Minimal seperti pengelolaan transjakarta, jadi kalaupun harus memotong trayek untuk efisiensi, itu dilakukan dengan resmi, tidak seperti sekarang kucing-kucingan dengan petugas," ujar Alvinsyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.