Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Dikomersialkan, Mampukah PT KAI Jaga Nilai Historisnya?

Kompas.com - 10/02/2015, 16:20 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Kereta Api Indonesia berkomitmen untuk tetap menjaga nilai historis dari arsitektur stasiunnya, sekalipun mereka menyewakan lahan-lahan kosong tersebut untuk tempat usaha toko franchise bertaraf internasional.

"PT KAI tetap concern dengan nilai sejarah yang diwariskan sejak zaman Hindia Belanda," ujar Manajer Museum Manajemen PT KAI Sapto Hartono di Stasiun Juanda, Selasa (9/2/2015).

Sapto menjelaskan, banyak aset milik PT KAI yang merupakan peninggalan bersejarah, terutama pada stasiun-stasiun besar. Beberapa stasiun kereta api di Jabodetabek masih memiliki arsitektur ala bangunan tempo dulu, salah satunya adalah Stasiun Jakarta Kota.

Bentuk bangunan yang antik di Stasiun Jakarta Kota terus dipertahankan hingga kini. Akan tetapi, kata Sapto, hal itu tidak menjadi penghalang bagi pebisnis yang ingin membuka usaha di stasiun tua PT KAI.

PT KAI, kata dia, biasanya akan melakukan renovasi kecil terhadap bangunan yang disesuaikan dengan kriteria pengusaha, tetapi tidak mengubah bentuk dasar bangunan stasiun sendiri.

Sapto mengatakan, hal ini dilakukan demi kenyamanan pengusaha dan juga penumpang kereta, sekaligus untuk menambah daya tarik agar masyarakat semakin mau menggunakan kereta api.

"Sudah banyak stasiun besar yang dimasuki usaha-usaha, terutama yang bertaraf internasional, seperti Starbucks. Ini memang keinginan kita agar bisa memperluas pelanggan kereta api," ujar Sapto.

Sapto mengatakan, nilai historis yang ada pada stasiun justru menjadi aspek yang menambah daya tarik bagi pemilik usaha. Dia memberi contoh kantor pusat PT KAI yang pertama kali di Lawang Sewu, Semarang.

Pengunjung yang datang ke kantor itu hingga kini mencapai 800.000 lebih. Jumlah tersebut, menurut Sapto, merupakan tanda masyarakat menilai kantor pertama PT KAI sebagai tempat bersejarah.

Hal itu juga yang menarik masyarakat mau mengunjunginya sehingga penggunaan tempat bersejarah sebagai lahan usaha bukan hal yang buruk.

Saat ini, PT KAI sedang mengadakan Jakarta Station Arcade Expo. Pameran tersebut berisi foto-foto dan juga maket aset PT KAI yang bisa dimanfaatkan untuk umum, seperti reklame, launching event, dan penyewaan lahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com