Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2015, 22:20 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Abraham Lunggana mengklaim tidak akan ikut menggunakan hak interpelasi serta melakukan impeachment atau pemakzulan terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Lunggana berjanji akan terus berada di belakang Basuki selama ia bekerja dengan baik. 

"Gue enggak ikut (interpelasi dan impeachment Basuki). Dari awal gue bilang gue yang jagain Ahok (Basuki) dan janji mengawal pemerintahan dia sampai selesai," kata pria yang akrab disapa Lulung itu, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (13/2/2015). 

Lulung akan selalu mengawal pemerintahan Basuki dengan syarat Basuki harus bertindak sebagai seorang kepala daerah yang disegani warga maupun mitranya. Menurut dia, Basuki seharusnya lebih menjaga etika, norma, serta tutur bicaranya.

Ia pun mencontohkan dalam kasus bencana banjir Senin (9/2/2015) lalu. Menurut Lulung, seharusnya Basuki dapat mengevaluasi apa saja penyebab kawasan Istana Kepresidenan terendam banjir.

Bukan justru mencari-cari kesalahan pihak lain dan menyebut bencana itu sebagai sebuah sabotase.

"Kalau kayak begitu, ya gue enggak bisa jagain dia. Kalau misalnya saya enggak ikut tanda tangan interpelasi atau impeachment, Fraksi PPP ini anggotanya ada 10 anggota dan sisanya masih ada 96 anggota DPRD, 10 banding 96, kami tetap kalah dong," kata Lulung. 

Lebih lanjut, ia juga tidak sepakat dengan sikap Basuki beserta jajaran Pemprov DKI yang mengajukan dokumen APBD DKI 2015 ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tanpa sepengetahuan DPRD.

Selain itu, APBD yang diajukan Pemprov DKI tersebut berbeda dengan APBD yang telah disahkan pada 27 Januari 2015 lalu.

Berdasarkan logika Lulung, APBD dirumuskan berdasarkan hasil Musrenbang dari kelurahan hingga berakhir di pembahasan komisi serta satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI.

Misalnya, ada program normalisasi saluran air di RW 05 Pejompongan senilai Rp 300 juta. Kemudian, saat pembahasan, program itu bisa hilang, tetapi tetap ada nomenklaturnya.

DPRD yang memiliki hak budgeting, kata Lulung, kemudian kembali mengusulkan program ini ke Dinas Tata Air DKI dan disepakati pada paripurna.

"Sudah selesai, semua (eksekutif dan legislatif) setuju ketok palu dan ditandatangani kedua belah pihak. Eh kok tiba-tiba DKI menyampaikan APBD ke Kemendagri yang programnya tidak ada dan nilainya 0 (nol) lagi, jadi RAPBD 'mentah' yang diajukan DKI. Tenang saja, program 2015 tidak akan terhambat, kan tahun ini Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) DKI lagi," kata Lulung sambil berlalu.

Padahal, seharusnya Pilkada DKI baru berlangsung pada tahun 2017 mendatang. Apa hal ini berarti Lulung mendukung impeachment terhadap Basuki? 

DPRD DKI berencana menggunakan hak interpelasi serta melakukan impeachment terhadap Gubernur Basuki.

Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik menjelaskan bahwa Dewan akan berkoordinasi dengan semua fraksi yang ada untuk merealisasikan rencana tersebut. Rencananya, Senin mendatang, mereka akan menggelar rapat pimpinan dengan semua fraksi untuk membahas interpelasi serta impeachment itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan Warga di Bogor Diduga Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsu Dollar AS, Satu Pelaku WNA

Megapolitan
Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Deklarasi Jadi Cawalkot Depok, Supian Suri Ingin Berikan Kebijakan yang Baik untuk Warga

Megapolitan
Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Mediasi Berhasil, Eks Warga Kampung Bayam dan Jakpro Sepakat Berdamai

Megapolitan
Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Polisi Minta Video Ibu Cabuli Anak Tak Disebar Lagi, Penyebar Bisa Kena UU ITE

Megapolitan
Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Kronologi Polisi Dibacok Saat Bubarkan Remaja yang Hendak Tawuran

Megapolitan
Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Panitia HUT Ke-79 RI Siapkan 2 Skenario, Heru Budi: Di Jakarta dan IKN

Megapolitan
Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Berkenalan Lewat Aplikasi Kencan, Seorang Wanita di Jaksel Jadi Korban Penipuan Rp 107 Juta

Megapolitan
Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Deklarasi Maju Sebagai Cawalkot, Supian Suri Cuti dari Sekda Depok

Megapolitan
Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Kondisi Terkini Anak Korban Pencabulan Ibu Kandung, Biddokkes Polda Metro: Psikologis Nampaknya Normal

Megapolitan
Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Bubarkan Remaja Tawuran, Polisi Malah Kena Bacok di Kembangan

Megapolitan
Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Ketua RT di Jatiasih: Kalau Kawat Tidak Bolong, Anak-anak Aman Main di JPO

Megapolitan
Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Polisi Dalami Kedekatan Ibu di Tangsel dengan Pemilik Akun FB yang Perintahkan Cabuli Anak

Megapolitan
Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Ada Logo Pemprov DKI di Poster Duet Budisatrio-Kaesang, Heru Budi: Saya Tanya Biro Hukum

Megapolitan
Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Bocah Tewas Jatuh dari Jembatan, Jasa Marga Minta Warga Tak Main di Area JPO dan Tol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com