Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jauh dari Karawang, Nenek Ajak Cucu demi Angpau di Petak Sembilan

Kompas.com - 18/02/2015, 13:55 WIB
Nur Azizah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wihara Dharma Bhakti atau dikenal dengan nama Wihara Petak Sembilan menjadi daya tarik bagi pengemis untuk mendapatkan sejumlah angpau. Bahkan, ada yang rela menggandeng cucu perempuannya dari Karawang, Jawa Barat, menuju Glodok, Jakarta Barat.

Dia adalah Sumi dan cucunya, Dini. Mereka berangkat dari pukul 04.00 WIB, Rabu (18/2/2015).

"Dari rumah berangkat jam 4 pagi. Naik mikrolet sama kereta," ujar Sumi saat ditemui di latar Wihara Petak Sembilan.

Harapan Sumi bisa mendapat angpau banyak di petak sembilan rupanya belum terwujud. Raut Kekecewaan tergurat jelas di wajah Sumi. Sampai siang ini, Sumi yang sudah mengeluarkan ongkos yang tak sedikit itu baru mengantongi uang Rp 1.000.

"Dari pagi baru dapet seribu sama nasi bungkus aja. Biasanya jam segini udah dapet Rp 20.000," kata Sumi.

Sumi dan cucunya yang baru berusia enam tahun itu berencana bermalam di kompleks wihara. Mereka telah membawa beberapa peralatan tidur seperti kardus dan sarung, serta beberapa bekal makanan yang ia bawa dari Karawang.

Sudah lima tahun Sumi selalu datang ke wihara tersebut pada saat perayaan Tahun Baru Imlek. Sumi mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya, ia bisa mendapatkan uang sedekah hingga Rp 200.000 serta bantuan beras, gula, mi instan, dan beberapa kebutuhan pokok lainnya.

Kekecewaan juga dirasakan Leni, wanita asal Tangerang itu mengaku baru mendapatkan uang Rp 2.000. Ia merasa uang sedekah di Imlek kali ini turun, tak seperti pada tahun sebelumnya.

"Tahun ini yang ngasih baru dikit. Pembagiannya juga enggak rata. Ada yang dapet ada yang enggak," ujar Leni.

Mereka yang datang ke Wihara Petak Sembilan berharap mendapatkan banyak rezeki dari perayaan Tahun Baru Imlek tersebut. Namun, sepinya pengunjung dan berkurangnya angpau, membuat mereka tidak lagi terlalu berharap mendapatkan banyak uang dari umat yang sedang merayakan Tahun Baru Imlek.

Pantauan Kompas.com, sudah ratusan pengemis memadati halaman depan wihara itu sekitar pukul 11.35. Mereka duduk bersila dengan beralas kardus dan tikar yang mereka bawa. Teriknya matahari tak membuat mereka bergeser sedikit pun dari depan Wihara.

Para pengemis tersebut datang dari berbagai macam lokasi. Ada yang datang dari Karawang, Bekasi, Ancol, Tanjung Priok, Tangerang, Banten, bahkan ada pula yang sengaja datang dari Merak. Semua pengemis itu akan bermalam di depan wihara hingga Kamis (19/2/2015) malam.

Pengemis akan terus berdatangan hingga Hari Raya Imlek tiba. Meskipun terlihat ramai dengan para pengemis di bagian depan kompleks wihara, kekhidmatan perayaan jelang Tahun Baru Kambing tersebut tetap menyelimuti kompleks wihara tersebut. Hiasan lampion dengan corak ornamen berwarna merah dengan lilin-lilin besar yang berketinggian 80 cm dan berat sekitar 20 kg juga menghiasi setiap sudut wihara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com