Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketagihan "Online Game", Dua Remaja Rampok Tukang Nasi Goreng

Kompas.com - 23/02/2015, 14:43 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua remaja, yakni RAD (18) dan MI (17), merampok seorang penjual nasi goreng, Slamet Riyadi (23), demi mendapatkan uang agar bisa terus bermain online game.

Perampokan tersebut terjadi pada Sabtu (21/2/2015) dini hari. Menurut Kapolsek Jagakarsa Komisaris Husaima, RAD dan MI mengawali aksi dengan berpura-pura membeli nasi goreng. Slamet, yang biasa mangkal di Jalan Jeruk, Jagakarsa, Jakarta Selatan, sedang sendirian menunggu pembeli.

"Waktu itu korban sedang memainkan handphone-nya. Tiba-tiba RAD turun dari motor dan menghampiri korban, berpura-pura membeli. Namun, tidak lama kemudian, RAD malah merampas handphone korban," kata Husaima, di kantornya, Senin (23/2/2015).

Husaima menjelaskan, Slamet mencoba mengejar RAD untuk merebut kembali ponselnya. Usaha itu membuahkan hasil karena RAD sempat tersungkur. Namun, ia tiba-tiba mencabut golok dari balik bajunya dan membacok Slamet.

Penjual nasi goreng itu terluka di telinga dan jari kelingking kirinya. "Setelah korban tak berdaya, kedua pelaku langsung pergi. Korban kemudian langsung ditolong oleh warga sekitar," ucap dia.

Menurut Husaima, RAD dan MI ditangkap di salah satu warnet yang ada di Jalan Damai Raya, Cipete Utara, Jakarta Selatan. Saat itu mereka tengah bermain online game.

"Keduanya ditangkap saat berada di warnet. Uangnya didapat dari hasil menjual handphone hasil kejahatannya. Mereka memang mengincar handphone karena paling mudah dan paling cepat dijual," ujar Husaima.

MI dan RAD sama-sama tinggal di Cipete Utara. MI tercatat masih duduk di kelas XI. Ia bersekolah di salah satu SMA yang tak jauh dari rumahnya. Sedangkan RAD telah lama putus sekolah.

Sebelumnya, ia sudah tiga kali melakukan perbuatan serupa. MI dan RAD terancam dijerat Pasal 365 ayat 1 dan 2 KUHP dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara. Sementara itu, Slamet kini dirawat di RS Fatmawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com