Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan, pesan berantai yang mengimbau masyarakat untuk tidak melewati tempat-tempat yang rawan begal justru menimbulkan keresahan di masyarakat.
"Jadi, kesannya tempat tersebut tidak aman sehingga masyarakat jadi resah," kata Martinus, Kamis (26/2/2015).
Karena itu, ia mengimbau supaya tidak memercayai pesan berantaitersebut. Intinya, kata dia, adalah meningkatkan kewaspadaan, tetapi tidak perlu sampai waswas karena merasa daerahnya tidak aman.
Berbagai jenis broadcast telah tersebar di sejumlah pengguna internet. Broadcast itu rata-rata menyebutkan daerah-daerah rawan aksi begal. Broadcast juga menyebutkan kata-kata yang menimbulkan ketakutan, seperti "langsung bacok dan tusuk di tempat" dan sebagainya. Bahkan, ada broadcast hoax yang berisi kejadian aksi begal yang baru saja terjadi, kemudian meminta penerimanya supaya tidak melewati kawasan tertentu karena para begal akan membalas dendam.
Hal tersebut menyusul meninggalnya seorang begal yang menjadi "bulan-bulanan" massa. Begal tersebut tak sempat kabur setelah melancarkan aksinya. Namun, karena tertangkap, ia pun dibakar oleh warga. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (24/2/2015) lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.