Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Ahok Juga Laporkan RAPBD Versi DPRD 2015 ke KPK?

Kompas.com - 13/03/2015, 10:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku melaporkan dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2012, 2013, 2014; serta Rancangan APBD (RAPBD) 2015 dan versi DPRD DKI ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Basuki menjelaskan alasan melaporkan dokumen RAPBD 2015 ke KPK, meski belum ada delik pidana pada anggaran tersebut.

"Makanya saya butuh dokumen APBD yang tahun 2015 ke KPK untuk membuktikan ini ada permainan mereka (DPRD), yang selalu memaksa eksekutif (untuk memasukkan anggaran)," kata Basuki di Balai Kota, Jumat (13/3/2015).

Jika Basuki melaporkan APBD 2012, 2013, dan 2014, maka kemungkinan besar hanya satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI yang nantinya akan terjerat hukum. Pasalnya, penyusunan anggaran pada tahun itu belum menggunakan e-budgeting

Menurut Basuki, anggota DPRD kerap mengancam SKPD. Jika SKPD tidak mau menuruti perintah DPRD, maka DPRD tidak akan mengesahkan APBD.

Hal ini pula yang menyebabkan pengesahan APBD selalu telat dari agenda yang telah dijadwalkan. SKPD pun terpaksa memasukkan usulan DPRD itu ke dalam RAPBD agar APBD dapat segera disahkan. Namun ketika APBD sudah disahkan, anggota DPRD langsung "angkat tangan" jika instansi hukum menemukan anggaran siluman.

"Dulu ingat enggak anggaran truk sampah hilang (di APBD) dan mereka (DPRD) enggak mau mengaku? Sekarang mereka enggak bisa enggak mengaku lagi. Sekarang sudah terang-benderang. DPRD menyatakan ada dua versi (APBD), menarik kan ini? Dulu APBD tahun 2012, 2013, 2014 hanya ada satu versi, versi Pemprov DKI, ini menarik. Tinggal masyarakat hitung (APBD) versi mana yang paling korup, dan punya siapa," kata Basuki. 

Apakah itu berarti Basuki akan menjerat anggota DPRD DKI periode terdahulu, 2009-2014? "Pasti. Saya juga mau penjarakan (anggota DPRD) yang main (anggaran) lagi, biar selesai," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com