Mengenai hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Koesmedi mengatakan langkah efisiensi di dinas yang dipimpinnya bukan yang menyangkut pelayanan kepada pasien, melainkan pada pengadaan alat-alat kesehatan dan barang penunjang.
"Memang akan banyak perubahan di bidang kesehatan. Bedanya saja dengan RAPBD 2015 kemarin mencapai Rp 300 miliar, tetapi kita masih bisa menekankan pemborosan," kata Koesmedi, Rabu (25/3/2015).
Koesmedi menjelaskan, menekan pemborosan di pengadaan dilakukan dengan mencari penyedia alat-alat maupun barang yang mau memberi diskon. Jika mengadakan obat dalam jumlah banyak, ujar dia, bisa saja Dinkes mendapat diskon sehingga bisa diperoleh efisiensi anggaran.
Cara untuk mengontrol pengadaan yang harganya cukup mahal tersebut adalah dengan penggunaan e-catalog. Dari sana, diharapkan tidak ada penambahan atau mark up anggaran yang sebelumnya telah diberikan diskon.
Sebelumnya, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) memaparkan untung ruginya Pemprov DKI dengan menggunakan pagu anggaran 2014. Ruginya, DKI tidak akan mengalami penambahan anggaran untuk program-program strategis, seperti penanganan banjir, macet, dan sebagainya.
Keuntungannya adalah anggaran siluman yang sebelumnya ditemukan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama sebanyak Rp 12,1 triliun tidak akan terakomodasi alias gugur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.