Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Sejak Lama Anggaran DKI Dicuri

Kompas.com - 28/03/2015, 15:20 WIB

 JAKARTA, KOMPAS — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menduga, anggaran DKI Jakarta dicuri melalui kegiatan siluman sejak bertahun-tahun lalu. Pelaku menyisipkan mata anggaran dalam proses penyusunan APBD.

Kerja sama antara oknum eksekutif dan legislatif dalam menyisipkan anggaran dilakukan terutama pada saat-saat akhir APBD akan diserahkan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). "Dari dulu kami kecolongan," kata Basuki di Balai Kota Jakarta, Jumat (27/3).

Karena itu, kata Basuki, selain menerapkan sistem penganggaran elektronik (e-budgeting), pihaknya bekerja sama dengan Kemendagri menyisir mata anggaran yang tertuang dalam rancangan APBD DKI 2015. Penyisiran itu untuk memastikan anggaran tepat sasaran, tepat mutu, dan tepat waktu.

Pola korupsi APBD biasa dilakukan, antara lain, dengan menggelembungkan harga, menambah jumlah hari kerja proyek, serta menurunkan mutu pekerjaan atau barang. Dalam proyek pembangunan sekolah, misalnya, penggelembungan anggaran dilakukan dengan menambah hari kerja atau jumlah pekerja.

Pada proyek lain, yakni pembangunan lapangan olahraga, kualitas diusulkan dengan standar internasional yang membutuhkan biaya tinggi. Kenyataannya, lapangan dibangun dengan kualitas rendah.

Selain menerapkan sistem baru, Pemprov DKI juga mewajibkan setiap pejabat melaporkan harta kekayaan serta bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Indonesia Corruption Watch (ICW), dan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk meminimalkan korupsi.

Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik ICW Febri Hendri menambahkan, berdasarkan hasil investigasi timnya, modus penggelembungan harga terjadi di sejumlah proyek dalam APBD DKI 2014. Dari proyek pengadaan uninterruptible power supply (UPS), mesin pemindai dan pencetak, serta enam judul buku saja, ditemukan kerugian negara yang ditaksir mencapai Rp 277,9 miliar.

Serapan anggaran

Meskipun Basuki telah memastikan pelayanan publik tidak terganggu akibat pagu APBD 2015 mengacu pada APBD 2014, masalah serapan anggaran harus diperhatikan. Di Jakarta Barat, proyek pemindahan makam di Tempat Permakaman Umum (TPU) Kapuk Teko, Cengkareng, batal terealisasi karena APBD-P 2014 gagal terserap.

Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakbar Djauhar Arifin mengatakan, tahun lalu makam seluas 1 hektar yang terendam air itu sudah dikeringkan. Namun, pemindahan makam ke TPU Tegal Alur, Kalideres, urung dilakukan karena waktu untuk menyerap anggaran sangat mepet.

Akibatnya, pihaknya harus mengulang pekerjaan lagi dari awal. "Karena gonjang-ganjing APBD, kami belum tahu ada alokasi dana untuk itu atau tidak. Tetapi, kami tetap usulkan sebagai program prioritas tahun anggaran 2015," kata Djauhar.

Kini, areal TPU di Kampung Apung itu terendam air dan tanah setebal 2 meter dan ditumbuhi eceng gondok. Warga tidak bisa lagi memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam dan beternak lele. Sesuai Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah 2010-2030, makam tersebut diperuntukkan sebagai jalan raya. (MKN/DEA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 Maret 2015, di halaman 25 dengan judul "Basuki: Sejak Lama Anggaran DKI Dicuri".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Kota Bogor Sibuk Cari Kawan Koalisi Pengusung Dedie Rachim di Pilkada 2024

PAN Kota Bogor Sibuk Cari Kawan Koalisi Pengusung Dedie Rachim di Pilkada 2024

Megapolitan
Bawaslu Evaluasi Perekrutan Panwascam Jelang Pilkada DKI 2024, Ganti Anggota yang Bekerja Buruk

Bawaslu Evaluasi Perekrutan Panwascam Jelang Pilkada DKI 2024, Ganti Anggota yang Bekerja Buruk

Megapolitan
Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Megapolitan
Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Megapolitan
Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Megapolitan
Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Megapolitan
Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Megapolitan
Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Megapolitan
Nasib Tukang Tambal Ban yang Diduga Tebar Ranjau, Digeruduk Ojol lalu Diusir Warga

Nasib Tukang Tambal Ban yang Diduga Tebar Ranjau, Digeruduk Ojol lalu Diusir Warga

Megapolitan
Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan, Mungkinkah Terwujud?

Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan, Mungkinkah Terwujud?

Megapolitan
Bawaslu DKI Mulai Rekrut Anggota Panwascam untuk Pilkada DKI 2024

Bawaslu DKI Mulai Rekrut Anggota Panwascam untuk Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com