Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/04/2015, 15:08 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Buntut molornya penetapan APBD 2015, para pegawai negeri sipil di jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih harus bersabar menunggu cairnya tunjangan kinerja daerah. Pemprov DKI Jakarta saat ini sedang menyesuaikan penghitungan tunjangan kinerja daerah dan anggaran program pembangunan yang harus disesuaikan dengan pagu APBD 2014.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Agus Suradika, Selasa (31/3), mengatakan, tunjangan kinerja daerah (TKD) statis untuk Januari sudah dibayarkan kepada pegawai negeri sipil.

"Kami masih memproses untuk pencairan TKD Februari. Kami usahakan secepatnya dan bisa cair mulai April. Untuk TKD Maret belum jatuh tempo, maka kami utamakan pembayaran TKD Februari," katanya.

Untuk TKD dinamis, menurut Agus, Pemprov DKI masih memproses pengisian poin aktivitas. Proses ini bisa berjalan tanpa menunggu APBD 2015 disahkan karena pada prinsipnya Kebijakan Umum Anggaran sudah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Dalam Negeri.

Poin untuk penghitungan TKD dinamis bakal berkurang jumlahnya karena harus disesuaikan dengan pagu APBD 2014. Pemprov DKI mengusulkan poin untuk TKD dinamis Rp 7.500, turun dari rencana semula Rp 9.000.

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, meskipun ada penyesuaian terhadap pagu APBD 2014, belanja pegawai tahun ini tetap sebesar Rp 19 triliun.

"Belanja sebesar itu juga belum tentu semua terpakai," katanya.

Agus menambahkan, semua PNS sudah menerima gaji sampai Maret. "Yang belum menerima gaji yang termasuk pegawai tidak tetap. Undang-Undang Aparatur Sipil Negara yang baru tidak mengatur soal pegawai tidak tetap," katanya.

Ribuan pegawai tidak tetap yang saat ini dipekerjakan Pemprov DKI tersebar di berbagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD), seperti di bagian tata usaha, satuan polisi pamong praja, Dinas Perhubungan dan Transportasi, serta Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan.

Siapkan paripurna

DPRD DKI Jakarta berencana menggelar Rapat Paripurna pada Rabu ini untuk melaporkan hasil kerja panitia angket. Ketua Panitia Angket DPRD DKI Jakarta Mohamad Sangaji mengatakan, penyelidikan telah selesai dilakukan.

"Kami sudah bertemu pimpinan Dewan untuk melaporkan hasil kerja panitia angket. Untuk sementara, kesimpulan kami adalah terjadi pelanggaran undang-undang terkait penyerahan dokumen APBD 2015 kepada Kemendagri," katanya.

Terbengkalai

Dua kapal penyeberangan milik Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang melayani rute Kepulauan Seribu belum bisa beroperasi sejak akhir Desember 2014 lalu hingga saat ini, seperti terlihat pada Senin (30/3).

Kepala Unit Pelayanan Angkutan Perairan dan Kepelabuhanan Dishub DKI Jakarta Tiodor Sianturi mengatakan, perbaikan dua kapal tersebut menunggu turunnya anggaran tahun ini. Perbaikan kapal yang anggarannya di atas Rp 200 juta harus melalui prosedur lelang.

"Selain lelang perbaikan kapal, salah satu mesin kapal lainnya juga harus diganti. Anggaran yang satu paket," ujarnya.

Belum beroperasinya kapal-kapal tersebut membuat warga yang ingin ke pulau-pulau di Kepulauan Seribu mengandalkan kapal kayu atau yang disebut kapal ojek.

"Kami pulang dari Pulau Pari hari Senin karena kemarin (Minggu) kapal ojek pun tidak ada," ujar Dimas (24), warga Jakarta yang berlibur ke Kepulauan Seribu. (JAL/FRO)

-----------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di Harian Kompas pada Rabu, 1 April 2015, dengan judul "Pegawai Tunggu Tunjangan"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Megapolitan
4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com