Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ahok 'Childish' Ya, Sayang..."

Kompas.com - 08/04/2015, 08:20 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin menyayangkan respons Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan polemik DPRD. Selamat menilai, jawaban yang dikeluarkan Basuki tidak pernah membuat sejuk suasana yang panas.

Dia mencontohkannya dengan respons Basuki soal ujung pelaksanaan hak menyatakan pendapat (HMP). Selamat menyayangkan sikap Basuki yang malah mendorong-dorong hasil penyelidikan ini untuk segera dibawa ke Mahkamah Agung dan menilai DPRD takut mengambil langkah cepat. Jawaban Basuki dinilai sebagai sindiran saja.

"Childish ya, sayang. Kalau sudah kapasitas Gubernur, seharusnya enggak mengarah seperti itu," kata Selamat, Rabu (8/4/2015).

"Sudahilah hal-hal yang sifatnya kontroversi. Belajar sama-sama menghargai mekanisme organisasi dan kelembagaan. Cari solusi yang baik untuk Jakarta," kata Selamat.

Selamat mengatakan, Ahok (sapaan Basuki) merupakan fasilitator utama dalam kisruh ini. Seharusnya, dia bisa lebih bijak lagi untuk menyikapi polemiknya bersama DPRD dan tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan panas. Selamat mengatakan, stabilitas politik terganggu karena itu.

Selamat menyebut hal itulah yang membuat Fraksi PKS bersikap hati-hati dalam menentukan langkah persetujuan hak menyatakan pendapat terhadap Ahok. Menurut dia, terlalu cepat menentukan sikap fraksi dalam mendukung atau tidak mendukung HMP akan menambah kesan "panas" dalam masalah ini. Sementara itu, juga akan terlihat bahwa internal DPRD terpecah. Fraksi PKS punya keinginan untuk membahas hal ini bersama-sama terlebih dahulu.

"PKS paham suasana seperti ini. Kita enggak mau gegabah," ujar Selamat.

"Makanya, PKS enggak mau cepat memutuskan sesuatu. PKS ingin kedepankan kesepakatan bersama," ujar Selamat.

Kemarin, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tak gentar menghadapi ancaman pemakzulan. Seharusnya, kata Basuki, DPRD DKI bisa langsung memutuskan hak menyatakan pendapat pada saat paripurna keputusan hak angket pada Senin kemarin. Basuki pun mengaku santai jika nantinya permasalahan ini bermuara ke Mahkamah Agung.

"Bawa ke MA saja sudahlah. Hak menyatakan pendapat juga tanggung banget enggak dimaju-majuin, tunggu seminggu, tunggu seminggu lagi, aduh lama banget. Kayak main sinetron saja panjang banget episodenya," kata Basuki tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, Puluhan Kendaraan Diparkir di Dinas Lingkungan Hidup

Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, Puluhan Kendaraan Diparkir di Dinas Lingkungan Hidup

Megapolitan
Terobos Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Saya Salah dan Tidak Akan Mengulangi Lagi

Terobos Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Saya Salah dan Tidak Akan Mengulangi Lagi

Megapolitan
Pembegal Casis Bintara Polri Jual Motor Korban Rp 3,3 Juta

Pembegal Casis Bintara Polri Jual Motor Korban Rp 3,3 Juta

Megapolitan
Zoe Levana Mengaku Tak Sengaja Terobos Jalur Transjakarta, Berujung Terjebak 4 Jam

Zoe Levana Mengaku Tak Sengaja Terobos Jalur Transjakarta, Berujung Terjebak 4 Jam

Megapolitan
Ini Tampang Madun, Conde, Buluk, dan Kerdil, Komplotan Begal yang Bacok Casis Bintara di Jakbar

Ini Tampang Madun, Conde, Buluk, dan Kerdil, Komplotan Begal yang Bacok Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Zeo Levana Mengaku Buat Konten Terjebak di 'Busway' atas Permintaan Sopir Bus Transjakarta

Zeo Levana Mengaku Buat Konten Terjebak di "Busway" atas Permintaan Sopir Bus Transjakarta

Megapolitan
Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Masuk dan Terjebak di Jalur Transjakarta, Zoe Levana: Kami Tak Sengaja

Megapolitan
Pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB Jadi Syarat Warga Mau Tinggalkan Rusun Kampung Bayam

Pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB Jadi Syarat Warga Mau Tinggalkan Rusun Kampung Bayam

Megapolitan
Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Dishub DKI Tindak 216 Jukir Liar di Jakarta Selama Sepekan

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Diperiksa Polisi, Zoe Levana Cerita Kronologi Terjebak di Jalur Transjakarta Selama 4 Jam

Megapolitan
Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Tumpukan Sampah Menggunung di Kembangan, Warga Keluhkan Bau Menyengat

Megapolitan
Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Tilang Zoe Levana Usai Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

PPDB SMP Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

Megapolitan
Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Gudang Ekspedisi di Bogor Disebut Mirip Kelab Malam, Setel Musik Kencang hingga Diprotes Warga

Megapolitan
PPDB 'Online', Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

PPDB "Online", Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com