Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh meminta pihak SMA yang namanya dicatut dalam video itu proaktif memantau dan mencegah siswanya.
Niam mengingatkan, sekolah yang dirugikan harus menuntut pihak penyelenggara secara hukum. Sebaliknya, jika sekolah terlibat dalam agenda itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus memeriksanya.
KPAI sudah berkoordinasi dengan Mabes Polri untuk melakukan langkah pencegahan guna menjamin perlindungan anak.
Psikiater dari Universitas Airlangga, Nalini Muhdi, berpendapat, jika rencana pesta itu memang benar ada, ini cerminan rapuhnya konsep diri pada siswa. Siswa kurang kreatif dan cenderung meniru cara-cara orang Barat yang tidak berpijak pada sosial-budaya Indonesia.
"Pendidikan yang lebih berorientasi pengetahuan (kognisi) ketimbang afektif dan psikomotorik membuat siswa tak kreatif. Padahal, semua itu dibutuhkan untuk pembentukan konsep diri dan kemandirian. Ini merupakan tugas bersama antara guru dan orangtua," katanya. (MDN/ART/RAY/DNA/ILO/DEA)
----------
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.