Bincang sastra yang dinanti pengunjung lalu dihadirkan, menampilkan sastrawan Saut Situmorang yang dipandu oleh Dedy Tri Riyadi dan Zay Lawanglangit. Dengan penampilannya yang tak berubah seperti saat dua kali pernah di Sastra Reboan, Saut yang dikenal sebagai penentang keras Denny J.A, pemilik Lembaga Survei Indonesia yang mendadak dinobatkan sebagai sastrawan berpengaruh, tampil dengan santai menjawab pertanyaan Dedy dan Zay.
“Komunitas sastra itu sangat penting keberadaannya. Di dalamnya perlu ada diskusi yang mengangkat isyu penting seperti puisi esai. Bagaimana tukang survey jadi tokoh sastra,” ujar lelaki berambut gimbal yang panjang itu, disambut gelak tawa pengunjung.
Malam makin menepi, dan Jodhi Yudono mengakhirinya dengan emppat nyanyian puisi, ‘Derai-Derai Cemara” (Chairil Anwar), "Yang Terputus dan Yang Terempas" (Chairil Anwar), “Testimoni” (Darmanto Jatman) dan “Setitik Nokhtah” (Jodhi Yudono).
Jodhi tampil prima, dan selalu mengundang applause di setiap nyanyian yang ia bawakan, yang ditingkahi dengan gitar oleh Oni dan vokal Violi Kasherman. Malam itu juga lebih memberi warna dengan hadirnya Heri Gaos, pelukis yang mencoba menuangkan apa yang tersirat dari nyanyian puisi yang tersaji. Hasilnya adalah lukisan yang sekilas adalah sosok wanita, ditingkahi sapuan warna hitam, biru dan kuning di kanvas. Warna-warna yang seperti mewakili kegelisahan dan harapan pada lirik puisi.
Harapan yang juga diberikan bagi Sastra Reboan untuk tetap awet dan memberi manfaat bagi kehidupan. Harapan yang juga disandang semua pecinta sastra untuk memberi arti bagi kehidupan. (gie/jy)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.