Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fasilitas Kawasan Industri Pulogadung Ditingkatkan

Kompas.com - 08/05/2015, 02:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Kawasan Industri Pulogadung akan dilengkapi gerbang elektronik untuk mengendalikan pedagang kaki lima dan parkir liar di dalam kawasan itu. Hal tersebut dilakukan agar investor semakin tertarik menjalankan usaha di kawasan industri tersebut.

Dari 16 akses jalan masuk ke Kawasan Industri Pulogadung (KIP), akan ada 3 akses jalan yang dilengkapi gerbang elektronik besar dan 8 akses jalan dengan gerbang elektronik kecil.

Direktur Utama PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP) Rahmadi Nugroho, Rabu (6/5), mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan fasilitas di dalam KIP untuk menarik investor.

Hingga tahun 2014 lalu, menurut dia, fasilitas penunjang di dalam KIP masih buruk, seperti jalan berlubang, lahan hutan kota yang tidak tertata, dan pedagang kaki lima (PKL) yang masuk ke dalam kawasan.

"Itu semua akan kami benahi secara bertahap. Mulai saat ini, dengan pemasangan gerbang elektronik ini, benar-benar hanya investor dan pekerja yang dapat masuk ke dalam kawasan ini," ujarnya.

Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, KIP harus mampu menjadi kawasan industri yang mumpuni di tengah kota Jakarta, seperti kawasan industri yang ada di Singapura, Thailand, dan Tiongkok. "KIP harus dapat dipercaya oleh investor sebagai tempat usaha yang baik," kata Djarot saat menghadiri peresmian pembangunan gerbang elektronik di KIP, Rabu.

Selain membangun gerbang elektronik, PT JIEP selaku pengelola KIP juga menggandeng PD Pengelolaan Air Limbah (PAL) untuk mengelola limbah industri di KIP.

Pelaksana Tugas Direktur PD PAL Juniver Panjaitan mengatakan, seluruh limbah di KIP nantinya akan masuk ke pipa, kemudian diolah, dan air hasil olahan yang sudah bersih dari bahan kimia dan kotoran dialirkan ke saluran air.

"Proses pembangunan infrastruktur pengelolaan limbah ini akan memakan waktu. Sebab, kami pun akan survei lebih dahulu saluran limbah yang sudah ada, dan baru disesuaikan dengan jaringan pipa limbah yang akan dibangun," katanya.

Tol Becakayu

Masih terkait pembangunan prasarana wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) saat ini masih mengkaji ulang rute Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) Seksi II di ruas Jakasampurna-Duren Jaya. Jika rute tol jadi diubah, pembangunan fisik terancam molor setahun dari jadwal semula.

"Perubahan rute tidak hanya mengubah desain, tetapi juga amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) serta rencana bisnis sehingga seperti memulai lagi dari awal," ujar Direktur Operasional PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) Purma Yose Rizal, Rabu. PT KKDM merupakan badan usaha pengelola Tol Becakayu.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Bekasi meminta Kementerian PU-Pera untuk menggeser Tol Becakayu Seksi II yang semula melintas di atas Jalan Ahmad Yani ke Jalan Kemakmuran. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menilai, Tol Becakayu yang berada di atas Jalan Ahmad Yani akan menambah kemacetan dan merusak estetika kota.

Menurut Purma, pengerjaan fisik Tol Becakayu Seksi II semula direncanakan dimulai setelah pembangunan Seksi I rampung pada 2017.

Purma menambahkan, saat ini pelaksana proyek masih menguji kekuatan sejumlah pilar di tepi saluran Kalimalang yang sebelumnya mangkrak karena pembangunan Tol Becakayu mandek. Pilar itu direncanakan digunakan untuk menopang Tol Becakayu Seksi I. "Besi dan beton pilar itu sedang dites apakah masih layak menjadi bagian dari struktur tol saat ini. Jika pilar itu tidak layak, akan dihancurkan dan jalan tol menggunakan pilar baru," ujarnya.

Proyek Tol Becakayu yang sempat mandek selama 16 tahun kembali dikerjakan Kementerian PU-Pera mulai Oktober 2014 lalu. Tol sepanjang 21 kilometer ini terbagi dua seksi, yakni Seksi I Casablanca-Jakasampurna dan Seksi II Jakasampurna-Duren Jaya. (ILO/MDN)

_____________________

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Mei 2015, di halaman 27 dengan judul "Fasilitas Kawasan Industri Pulogadung Ditingkatkan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com