Salah satu pegawai honorer SMA Negeri 3 Setiabudi Jakarta Selatan mengatakan, pegawai honorer yang belum digaji jumlahnya mencapai lebih dari 30 orang. Mereka terdiri dari para guru honorer, pekerja kebersihan sekolah, juga penjaga sekolah atau satpam.
"Masih ada hubungan sama gonjang-ganjingnya APBD waktu itu. Kita yang pekerja honorer akhirnya jadi korban, lima bulan belum digaji," kata pegawai yang meminta identitasnya tak disebutkan kepada Kompas.com, Senin (18/5/2015).
Pekerja honorer pria ini mengatakan, selama gaji tidak dibayar, pihak sekolah memberikan kasbon alias pinjaman Rp 500.000. Kasbon ini mesti dikembalikan oleh para pegawai honorer apabila kelak sekolah sudah dapat mengembalikan tunggakan gaji mereka. Namun, hal itu tak cukup membantu.
Akibat keterlambatan membayar gaji berbulan-bulan, pekerja dengan gaji bulanan sekitar Rp 2,1 juta itu kini menjerit. Utangnya sudah menumpuk. Bapak dua anak tersebut juga mesti memenuhi kebutuhan keluarga.
"Belum lagi bayar kontrakan. Untung pemilik kontrakan baik, ngerti sama kita. Kalau enggak sudah diusir kita," ujar dia.
Pekerja honorer lainnya juga membenarkan kabar ini. Dia mengalami nasib yang sama. Utangnya untuk memenuhi kebutuhan hidup kini sudah menjadi Rp 3 juta karena lima bulan tak menerima gaji. Ia pun terpaksa menggadai sepeda motor.
Tak hanya soal gaji, ternyata mereka juga tidak memiliki jaminan BPJS. Mereka mengaku kecewa dengan pihak sekolah dan pemerintah.
"Sekarang kuli bangunan saja pakai BPJS, masa kita di institusi pendidikan enggak ada. Alasannya, enggak ada anggaran," ujarnya.
Pihak sekolah atau pejabat SMA 3 Negeri Setiabudi belum menanggapi hal tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.