Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Bangkitnya Sang Ratu dari Timur

Kompas.com - 18/05/2015, 17:56 WIB
Oleh DIAN DEWI PURNAMASARI

Upaya merevitalisasi gedung-gedung kuno di Kota Tua mulai menunjukkan langkah maju. Langkah itu dimulai dengan penandatanganan kontrak sewa gedung milik PT Perusahaan Perdagangan Indonesia oleh konsorsium swasta PT Jakarta Old Town Revitalization Corp. Rencana rehabilitasi dan pemanfaatan gedung berangsur terwujud.

Sebanyak 17 gedung yang disewakan itu di antaranya Blok Tjipta Niaga, dua gedung Tjipta Niaga, blok Kerta Niaga, dan dua gedung lainnya. Blok Tjipta Niaga terdiri dari International Credit en Handles Maatschappij, G Kolff & Co, The Firm of van Vlueten & Cox, dan Rotterdam Lloyd. Adapun Blok Kerta Niaga terdiri dari tiga gedung yang berada di Jalan Kali Besar Timur 8 dan 9, serta di Jalan Pintu Besar Utara 11.

Beberapa gedung tua tersebut rusak parah dan telantar. Atap bangunan bocor sehingga saat hujan, airnya langsung masuk ke dalam bangunan, dan membuat struktur penopang bangunan keropos. Dindingnya pun mengelupas dan berkerak. Kondisi ini bisa mengakibatkan gedung itu rawan roboh mengingat usianya sudah ratusan tahun.

Aset tersebut disewa selama 20 tahun dan akan dimanfaatkan sebagai kampus, pujasera, toko buku, titik temu komunitas, museum, dan pusat kajian budaya. Dua gedung yang akan dijadikan kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ) adalah gedung PPI di Jalan Malaka Nomor 7-9. Adapun Blok Kerta Niaga lantai I menjadi pujasera. Sementara gedung G Kolff & co menjadi toko buku serta tempat komunitas penulis.

Langkah ini memberikan secercah asa untuk membangunkan tidur lelap Sang ”Ratu dari Timur” itu. Pada abad ke-16, Kota Tua saat ini adalah pusat perdagangan utama di Asia. Keindahan dan kemegahan kota yang dibangun oleh Gubernur Jenderal Verenigde Oostindische Compagnie Jan Pieterszoon Coen (JP Coen) itu sohor hingga Eropa. Para pelayar dari Eropa menjuluki kota itu sebagai ”Ratu dari Timur” (Kompas, 20 Mei 2013).

Dua tahun lalu, Kompas pernah mewacanakan revitalisasi Kota Tua yang jalan di tempat. Bahkan, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir belum banyak perubahan yang berarti di Oud Batavia. Berbagai wacana telah disampaikan pemerintah pusat ataupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Mereka mencanangkan berbagai program untuk mengembalikan kemilau Ratu dari Timur. Namun, hingga saat ini, upaya itu belum terealisasi.

Target dua tahun

Direktur Utama PT Jakarta Old Town Revitalization Corp (JOTRC) Lin Che Wei pun memasang target bombastis untuk merevitalisasi gedung-gedung kuno itu. Ia menerima tantangan dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk menyelesaikan revitalisasi selama 1,5-2 tahun. ”Kalau tidak segera dikerjakan (proyek revitalisasi), PT PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) bisa menjatuhkan penalti,” ujar Che Wei.

PT JOTRC pun telah memulai pekerjaan dengan melakukan survei dan studi bersama ahli cagar budaya dan tim sidang pemugaran. Tim sidang pemugaran yang terdiri dari arsitek, arkeolog, sejarawan, dan unsur pemerintah sudah bertemu dua kali. Gedung-gedung mulai dipagari untuk menghindari aktivitas yang tidak bertanggung jawab. Beberapa rumah produksi iklan sempat menempel spanduk dan menambal gedung tua tersebut tanpa mempertimbangkan kaidah cagar budaya yang benar.

 Lambannya perkembangan pembangunan itu antara lain juga disebabkan izin dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk merenovasi gedung sulit keluar. PT JOTRC baru bisa memulai pekerjaan setelah kontrak sewa resmi diteken. Padahal, pada Agustus 2014, PT JOTRC dan PT PPI sudah menandatangani nota kesepahaman untuk merenovasi 16 bangunan untuk digunakan sebagai kegiatan kreatif dan komersial.

Han Awal, arsitek pengawas revitalisasi Kota Tua, menuturkan, studi dan survei lapangan gedung-gedung tua memakan waktu paling cepat dua sampai tiga tahun. Hal utama yang harus dilihat adalah daya dukung lantai bangunan. Hal ini sangat penting diperhatikan karena menyangkut aspek keselamatan. Apalagi, gedung akan menjadi ruang publik dan tempat wisata yang ramai dikunjungi.

”Selama ini kami sudah mulai bekerja. Target survei dan studi lapangan ditetapkan selesai setengah tahun. Bulan depan diharapkan proyek sudah masuk tender,” ujar Han Awal saat dihubungi, Kamis (9/4).

Biaya renovasi

Lin Che Wei mengungkapkan, nilai investasi yang dikucurkan dalam revitalisasi Kota Tua mencapai Rp 150 miliar. Estimasi biaya rehabilitasi gedung ini melebihi biaya sewa 20 gedung yang mencapai Rp 130 miliar. Lin menghitung return of investment proyek ini paling cepat 11-12 tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muncul Poster Budisatrio-Kaesang untuk Pilkada Jakarta, Pengamat: Itu Kode Serius

Muncul Poster Budisatrio-Kaesang untuk Pilkada Jakarta, Pengamat: Itu Kode Serius

Megapolitan
Pekerja di Jakarta: Kalau Sudah Punya Rumah, Tapera untuk Apa?

Pekerja di Jakarta: Kalau Sudah Punya Rumah, Tapera untuk Apa?

Megapolitan
Soal Kabar Kaesang Duet dengan Keponakan Prabowo di Pilkada 2024, DPW PSI: Belum Terima Informasi Pusat

Soal Kabar Kaesang Duet dengan Keponakan Prabowo di Pilkada 2024, DPW PSI: Belum Terima Informasi Pusat

Megapolitan
Pedagang Kopi Keliling di Tanah Abang Terjaring Razia Jukir

Pedagang Kopi Keliling di Tanah Abang Terjaring Razia Jukir

Megapolitan
Muncul Foto Budisatrio Djiwandono dan Kaesang for Jakarta, Gerindra : Itu Aspirasi Masyarakat

Muncul Foto Budisatrio Djiwandono dan Kaesang for Jakarta, Gerindra : Itu Aspirasi Masyarakat

Megapolitan
Endah Kaget Motornya Diangkut Dishub di Depan Mata, padahal Dijamin Aman oleh Jukir

Endah Kaget Motornya Diangkut Dishub di Depan Mata, padahal Dijamin Aman oleh Jukir

Megapolitan
Tukang Bubur: Saya Lebih Percaya Tapera Dikelola Swasta Dibandingkan Pemerintah

Tukang Bubur: Saya Lebih Percaya Tapera Dikelola Swasta Dibandingkan Pemerintah

Megapolitan
Pengamat Sebut Anies Akan Berhadapan dengan Sejumlah Nama di Pilgub DKI

Pengamat Sebut Anies Akan Berhadapan dengan Sejumlah Nama di Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Setuju Upah Dipotong Tapera, Pekerja di Jakarta: Gaji Sudah Pas-pasan

Tak Setuju Upah Dipotong Tapera, Pekerja di Jakarta: Gaji Sudah Pas-pasan

Megapolitan
Pekerja Ini Lebih Setuju Program DP 0 Persen Dikaji Ulang daripada Gaji Dipotong Tapera

Pekerja Ini Lebih Setuju Program DP 0 Persen Dikaji Ulang daripada Gaji Dipotong Tapera

Megapolitan
Pj Wali Kota Bogor Imbau Orangtua Tidak Mudah Percaya Calo Saat Pendaftaran PPDB 2024

Pj Wali Kota Bogor Imbau Orangtua Tidak Mudah Percaya Calo Saat Pendaftaran PPDB 2024

Megapolitan
KASN Terima Dua Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

KASN Terima Dua Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

Megapolitan
Soal Tapera, Karyawan Swasta: Mending Pemerintah Perbaiki Administrasi Pencairan BPJS Ketenagakerjaan Dulu

Soal Tapera, Karyawan Swasta: Mending Pemerintah Perbaiki Administrasi Pencairan BPJS Ketenagakerjaan Dulu

Megapolitan
Penjual Konten Video Pornografi Anak di Telegram Patok Tarif Rp 200.000

Penjual Konten Video Pornografi Anak di Telegram Patok Tarif Rp 200.000

Megapolitan
Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com