"Saya kapok terima barang dari luar lagi. Jadi malu, kami," kata Fatma kepada Kompas.com, Selasa (19/5/2015). Fatma menyebutkan, jajarannya sebelumnya sempat menolak saat diberikan UPS.
Namun, dia mengatakan, pihak sekolah terpaksa menerima UPS tersebut sebab saat itu merupakan pemberian Dinas Pendidikan DKI Jakarta. "Pertama sih kami menolak. Cuma akhirnya diterima juga, ditaruh di belakang. Itu kami pakai tempat parkir," kata Fatma.
Dia tak menampik bahwa sebelumnya Dinas Pendidikan DKI sudah memberikan banyak barang. Barang-barang tersebut, kata Fatma, bukan diberikan berdasarkan permintaan dari pihak sekolah.
"Karena sekolah kami cukup luas, makanya kami bisa terima saja. Kalau sekolah kecil, mungkin enggak muat kali ya," ucap Fatma.
Ke depan, Fatma mengaku akan lebih teliti kembali saat menerima barang-barang di luar permintaan sekolah. Sebab nantinya ia takut akan bermasalah, seperti pada kasus UPS. "Nanti lebih teliti lagi saja," kata Fatma.
Penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bareskrim Polri melakukan penyitaan UPS di SMAN 5 Jakarta. UPS tersebut bermerek Philotea dengan pemenang tender atas nama CV Wasanggeni. Jumlah baterai tersebut sebanyak 384 buah, dan satu paket ini dihargai Rp 5 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.