Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2015, 19:32 WIB
|
EditorDesy Afrianti
JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis hakim yang dipimpin oleh hakim Artha Theresia berulang kali menanyakan kapasitas PT Saptaguna Daya Prima sebagai pemenang tender pengadaan transjakarta paket dua tahun 2012.

Sebab, dalam berita acara pemeriksaan (BAP), perusahaan yang dipimpin pria bernama Gunawan itu tidak pernah memiliki pengalaman untuk melakukan pengadaan konstruksi kendaraan jenis bus.

"Saudara tidak punya pengalaman konstruksi tetapi mengapa saudara bisa menang tender (pengadaan transjakarta) itu?" kata hakim pada Gunawan yang dihadirkan oleh jaksa penuntut umum (JPU) sebagai saksi dalam sidang lanjutan perkara dugaan korupsi transjakarta, Rabu (20/5/2015) siang di Pengadilan Tipikor Jakarta Selatan.

Gunawan sempat diam beberapa detik sebelum menjawab pertanyaan hakim. Ia lalu menerangkan bahwa sebelumnya perusahaannya telah pernah mengerjakan pengadaan untuk mobil, truk, dan tronton.

Namun ia mengaku tidak tahu pertimbangan panitia lelang memenangkan perusahannya dalam tender transjakarta.

"Saya tidak tahu, Yang Mulia. Yang jelas saya sudah memenuhi kriteria persyaratan dan rupanya dimenangkan. Jadi saya kerjakan sampai beres," kata Gunawan di depan majelis hakim.

Menurut Gunawan, persyaratan dari panitia lelang yang dimaksud adalah pernah melakukan pengadaan kendaraan bermotor roda empat maupun lebih.

Perusahaannya telah beberapa kali melakukan pengadaan itu meski baru di tahun 2012 memutuskan untuk mengikuti tender transjakarta.

"Saya pernah ikut pelelangan (tender pengadaan) Rp 30 miliar, waktu melihat itu (tender transjakarta) saya tidak takut karena merasa mampu dengan perusahaan saya," kata Gunawan.

Namun hakim kembali mempertanyakan dominasi PT Saptaguna yang melakukan kemitraan dengan PT San Abadi dan PT Mekar Armada Jaya saat mengikuti tender pengadaan transjakarta.

Hakim menilai, pengalaman dua perusahaan yang diajak bermitra oleh perusahaan Gunawan itu lebih unggul dibanding PT Saptaguna untuk memegang tender tersebut.

"Bukankah dua perusahaan lain lebih mendekati perusahaan konstruksi? Mengapa (perusahaan) Anda yang memimpin presentasinya? Tidak sekadar formalitas saja kan?" kata hakim.

Gunawan dengan tampak bingung mengungkapkan ketidaktahuannya atas pertanyaan hakim. "Tetapi semua sudah sesuai dengan apa yang saya kerjakan dan selesai, Yang Mulia," jawab Gunawan singkat.

Kepala Dinas Perhubungan saat itu Udar Pristono dicurigai sengaja memenangkan PT Saptaguna Daya Prima untuk tender pengadaan armada transjakarta paket dua pada tahun 2012.

Menurut JPU, kemitraan yang dijalin PT Saptaguna dengan dua perusahaan lain hanya untuk formalitas persyaratan keikutsertaan pada tender transjakarta karena tidak ada sejumlah modal yang disepakati tiga perusahaan itu untuk pengerjaan pengadaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Dokter Imbau Masyarakat Pakai Masker di Tengah Buruknya Kualitas Udara Jakarta

Dokter Imbau Masyarakat Pakai Masker di Tengah Buruknya Kualitas Udara Jakarta

Megapolitan
Kronologi Penipuan Rental Mobil Bodong di Jagakarsa, Korban Habiskan Rp 11,4 Juta untuk Sewa Brio

Kronologi Penipuan Rental Mobil Bodong di Jagakarsa, Korban Habiskan Rp 11,4 Juta untuk Sewa Brio

Megapolitan
Terbit Kepmenaker No 88, Kuasa Hukum Optimistis Bisa Lindungi Karyawan yang Diajak Bos 'Staycation'

Terbit Kepmenaker No 88, Kuasa Hukum Optimistis Bisa Lindungi Karyawan yang Diajak Bos "Staycation"

Megapolitan
Niat Liburan ke Bandung, Pria Ini Malah Tertipu Rental Mobil Bodong

Niat Liburan ke Bandung, Pria Ini Malah Tertipu Rental Mobil Bodong

Megapolitan
Pemkot Bekasi Diminta Siapkan Ruang Kritik untuk Masyarakat Buntut Peretasan 'Running Text'

Pemkot Bekasi Diminta Siapkan Ruang Kritik untuk Masyarakat Buntut Peretasan "Running Text"

Megapolitan
Kualitas Udara Jakarta Buruk, Bisa Picu Infeksi Pernapasan dan Kanker

Kualitas Udara Jakarta Buruk, Bisa Picu Infeksi Pernapasan dan Kanker

Megapolitan
Curi Motor di Rumah Kos Kawasan Matraman, Pelaku Berlagak Santai Seolah Teman Korban

Curi Motor di Rumah Kos Kawasan Matraman, Pelaku Berlagak Santai Seolah Teman Korban

Megapolitan
Jadwal Formula E 2023 Jakarta pada 3 dan 4 Juni

Jadwal Formula E 2023 Jakarta pada 3 dan 4 Juni

Megapolitan
Polisi: Pabrik Ekstasi Jaringan Internasional di Tangerang Baru Beroperasi 2 Hari

Polisi: Pabrik Ekstasi Jaringan Internasional di Tangerang Baru Beroperasi 2 Hari

Megapolitan
Simak, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Ancol Saat Formula E 2023

Simak, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Ancol Saat Formula E 2023

Megapolitan
Warga Tidak Tahu Kos-kosan Milik Rafael Alun di Kawasan Blok M Disita KPK

Warga Tidak Tahu Kos-kosan Milik Rafael Alun di Kawasan Blok M Disita KPK

Megapolitan
Ada Penyesuaian Pola Perjalanan KRL Jabodetabek, Berikut Rinciannya!

Ada Penyesuaian Pola Perjalanan KRL Jabodetabek, Berikut Rinciannya!

Megapolitan
Polisi Telusuri Asal Usul Bahan Baku Pabrik Ekstasi di Perumahan Elit Tangerang

Polisi Telusuri Asal Usul Bahan Baku Pabrik Ekstasi di Perumahan Elit Tangerang

Megapolitan
Antisipasi Penyakit Menular, Dinas KPKP DKI Cek Tempat Penjualan Hewan Kurban di Jakarta

Antisipasi Penyakit Menular, Dinas KPKP DKI Cek Tempat Penjualan Hewan Kurban di Jakarta

Megapolitan
Jadi Pengepul Judi Online, Ibu Rumah Tangga di Grogol Ditangkap Polisi

Jadi Pengepul Judi Online, Ibu Rumah Tangga di Grogol Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com