Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendiri Go-Jek Sebut Konflik dengan Tukang Ojek Pangkalan Hanya Miskomunikasi

Kompas.com - 12/06/2015, 15:36 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri sekaligus CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengaku tengah fokus kepada kondisi pengendara Go-Jek di lapangan. Hal itu dilakukan menyusul adanya pengalaman sejumlah pengendara yang berkonflik dengan tukang ojek konvensional yang memiliki pangkalan di tempat-tempat tertentu di Jakarta.

"Ini adalah kejadian yang terisolasi di beberapa pangkalan tertentu. Di kita, ratusan pangkalan berbaur saja kok dengan pengendara Go-Jek, enggak ada masalah. Mungkin hanya masalah miskomunikasi," kata Nadiem, Jumat (12/6/2015).

Kepada Kompas.com, beberapa pengendara Go-Jek sempat mengungkapkan keresahannya saat bekerja. Seperti yang diungkapkan oleh Syarif dan Tinus.

Mereka mengaku beberapa kali pernah berselisih dengan tukang ojek konvensional yang berada di daerah penumpang yang memesan jasa Go-Jek. Tinus yang saat itu mengantar makanan dari Rasuna Said ke Tebet diberhentikan paksa oleh tukang ojek di sebuah pangkalan.

Para tukang ojek pangkalan bertanya kepada Tinus dari mana mau ke mana dan kenapa melewati jalan di sana. Sedangkan Syarif pernah tidak diperbolehkan menunggu di Stasiun Kebayoran Lama.

Padahal, Syarif saat itu akan menjemput pelanggan yang telah memesan jasanya. Menurut Nadiem, para tukang ojek konvensional yang melakukan hal tersebut belum paham soal orderan dan aplikasi yang dipakai Go-Jek.

Nadiem menilai, tukang ojek berpikir pengendara Go-Jek berusaha mengambil pelanggan secara langsung di pinggir jalan seperti yang dilakukan tukang ojek biasa.

"Jadi bukan ngambil pelanggan di pinggir jalan. Malah sebenarnya kami ingin semuanya bergabung dengan Go-Jek dan sukses bersama," kata Nadiem.

Sebelumnya, sebuah postingan beredar melalui Path dan Facebook dari pengguna bernama Boris Anggoro. Ia menceritakan kejadian tidak mengenakkan menyangkut pengendara Go-Jek saat ia memesan layanan tersebut.

Menurut kesaksian Boris, Go-Jek yang ia order membatalkan pesanannya setelah dikejar-kejar oleh tukang ojek yang mangkal di daerah Kuningan.

Pada mulanya, Boris menyangka bahwa pengendara Go-Jek yang ia pesan hanya bercanda. Namun setelah Boris melakukan pemesanan lagi melalui aplikasi Go-Jek, pengendara kedua juga mengalami hal serupa, yaitu diancam oleh tukang ojek yang mangkal.

"Abangnya datang dan kita siap-siap mau berangkat. Enggak lama ada abang ojek yang mangkal di kantor nyamperin dan dorong abang ojek yg mangkal maki-maki gw (saya) 'Lu nyari duit di sini, ga bagi-bagi rejeki sama orang sini,'" demikian tulis Boris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagab DKI

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagab DKI

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com