Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Protokol Jakarta Akan Steril dari Takbir Keliling

Kompas.com - 16/07/2015, 13:19 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Jalan-jalan protokol di Jakarta dipastikan akan steril dari aktivitas takbir keliling menjelang Idul Fitri 1436 H. Sterilisasi itu untuk menghindari penumpukan sehingga menyebabkan kemacetan di jalan utama tersebut.

"Kendaraan-kendaraan yang akan mungkin merayakan takbir tidak boleh di sepanjang jalur protokol," kata Kepala Subdirektorat Pendidikan dan Rekayasa Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Ipung Purnomo kepada Kompas.com di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (16/7/2015).

Koordinasi akan dilakukan dengan tiap-tiap satuan lalu lintas wilayah untuk mencegah warga yang ingin takbiran dan masuk jalur protokol, terlebih lagi bagi mereka yang menggunakan sepeda motor tanpa helm dan menumpang mobil bak terbuka.

"Kami berkoordinasi dengan tiap-tiap satlantas wilayah apabila ada iring-iringan kendaraan takbir keliling, baik itu menggunakan sepeda motor tanpa helm, menggunakan bak terbuka, bus, atau metromini, kopaja, dengan penumpang di atas kap mobil, tetap kami kembalikan lagi ke arah dia datang," ujar Ipung.

Untuk memantau jalur protokol, polisi juga mendirikan pos di sepanjang persimpangan jalan protokol, mulai dari Bundaran Senayan hingga Harmoni. Setiap pos dijaga oleh delapan polisi. (Baca: Sani: Tak Boleh Larang Umat Muslim yang Ingin Takbir Keliling)

"Tiap-tiap pos tersebut akan mengarahkan kendaraan untuk jalan dan tidak berhenti di tempat tersebut," kata Ipung.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian sebelumnya menggelar rapat dengan sejumlah instansi, seperti Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Majelis Ulama Indonesia, untuk membahas takbir keliling.

Dalam rapat tersebut disepakati bahwa masyarakat diimbau untuk tidak melakukan takbir keliling. (Baca: Ahok: Yang Bawa Motor Enggak Boleh Takbiran Kata Polda)

"Kami mengimbau agar, sedapat mungkin, kegiatan takbir dilakukan dengan tidak mobile, tidak dilaksanakan di jalan," kata Tito.

Mereka yang ingin merayakan malam takbiran dianjurkan untuk melakukannya dengan tertib, khidmat, dan khusyuk, seperti di masjid, mushala, dan lapangan yang sudah disediakan.

Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penetapan 1 Syawal 1436 H pada Kamis sore ini. Namun, Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah menetapkan bahwa 1 Syawal 1436 Hijriah jatuh pada Jumat (17/7/2015), setelah tiga kriteria terpenuhi sesuai Hisab Hakiki Wujudul Hilal. (Baca: PP Muhammadiyah Tetapkan Idul Fitri 17 Juli)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com