Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tips Menghindari Hipnotis Saat Mudik Lebaran

Kompas.com - 16/07/2015, 13:56 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Arus mudik kerap dimanfaatkan penjahat untuk beraksi. Salah satu modus yang sering dilakukan adalah hipnotis. Korbannya kebanyakan para penumpang angkutan umum.

Mudik dengan angkutan umum memang diwarnai dengan keriuhan tersendiri karena dilakukan bersama dengan ribuan orang lain. Inilah yang sering membuat pemudik kehilangan fokus. Biasanya kondisi yang seperti ini yang dimanfaatkan penjahat bermodus hipnotis untuk beraksi.

Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk terhindar dari kejahatan pencurian dengan modus hipnotis:

1. Warga diminta waspada.
"Kewaspadaan merupakan bagian penting untuk memperhatikan barang bawaan dan kondisi sekitar. Sehingga tidak ada kelengahan yang menyebabkan hilangnya fokus. Apalagi kalau tujuan perjalanan jauh, kita harus waspada lah. Kedua tetap fokus pada tujuan. Tujuan kita mau ke mana. Jadi tetap tujuan kita mau ke mana. Jangan ke tempat lain," kata Kriminolog Universitas Indonesia Arthur Josias Simon saat dihubungi, Jakarta, Rabu (15/7/2015).

2. Pikiran tidak kosong.
Pikiran kosong dapat dengan mudah dirasuki oleh pelaku hipnotis. "Harus fokus. Hal yang bisa menghilangkan fokus, biasanya mereka memikirkan masalah uang. Itu jadi gak fokus, atau pikiranya kosong," kata Simon.

3. Selalu komunikasi dengan pihak-pihak tertentu.
Pihak-pihak tertentu bisa berupa keluarga, kerabat, atau pihak kemanan dan petugas di tempat fasilitas umum. Hal ini dilakukan agar bisa terpantau oleh pihak-pihak tersebut sehingga pelaku hipnotis tidak dapat dengan mudah melancarkan aksinya.

"Kalau ditatap sama orang jangan lama-lama. Usahakan jangan sendiri," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal saat dihubungi, Jakarta, Rabu (15/7/2015).

4. Saat tiba-tiba tersadar telah dihipnotis, berusaha yakinkan diri kalau tidak terhipnotis. Selain itu tidak panik dan setenang mungkin untuk tidak terus masuk dalam hipnotis. "Yang perlu anda lakukan adalah katakan dalam diri saya bahwasanya saya akan menghitung 1, 2, 3 dan dalam hitungan ketiga saya akan terbangun dan ingat semuanya," tulis situs Humas Polda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com