Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pompa Air Rusak, Penyebab Banyak Ikan Mati di Taman Ayodya

Kompas.com - 22/07/2015, 15:47 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berkurangnya sebagian besar ikan di Taman Ayodya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan membuat dinilai sebagai hilangnya hiburan di taman tersebut. Sebab, ikan-ikan yang memenuhi kolam di tengah taman itu merupakan salah satu daya tarik tersendiri.

Menurut Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Ratna Diah Kurniati, banyaknya ikan yang mati di kolam adalah karena rusaknya pompa yang membantu sirkulasi udara dalam air. Sehingga, ketika pompa tidak berfungsi, pasokan oksigen untuk ikan berkurang.

"Makanya karena kurang oksigen itu jadi ikannya mati," ujarnya saat melakukan inspeksi mendadak di Taman Ayodya, Rabu (22/7/2015).

Karena itu, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta akan mengganti pompa air di kolam tersebut. Ratna mengatakan, usia pompa sudah terlalu tua sehingga rusak.

Kepala Bidang Keindahan Kota Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta N Lievayanti mengatakan, usia pompa air di Taman Ayodya sudah mencapai lima tahun. Menurut dia, usia tersebut adalah batas pompa harus diganti.

"Pompa kan bekerja terus-terusan. Ya karena buatan pabrik, jadi ada limitnya, lima tahun," ujar Lieva.

Dinas Pertamanan juga telah memesan pompa keluaran Jerman tersebut. Pengadaannya menyerap anggaran sebesar Rp 30-40 juta.

Lieva menyebut, selain mengganti pompa, pihaknya juga akan mengganti mesin sprinkle. Sebab, alat itu juga dalam kondisi rusak. "Jadi nanti satu pompa di kolam dan satu sprinkle yang akan kami ganti," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com