Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Syarif Itu Kelasnya Bukan Negarawan, Masih Politisi

Kompas.com - 20/08/2015, 16:57 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tertawa mendengar pernyataan Sekretaris Komisi A DPRD DKI Syarif yang mengutuk tindakan aparat yang menertibkan kawasan Kampung Pulo, Jakarta Timur. Menurut dia, sebagai anggota Dewan, seharusnya Syarif mendukung program unggulan Pemerintah Provinsi DKI.

Terlebih lagi, penertiban kawasan Kampung Pulo dilakukan demi menjalankan program normalisasi Kali Ciliwung dan meminimalisasi bencana banjir di Ibu Kota. (Baca: Komisi A DPRD: Kita Mengutuk Sikap Aparat di Kampung Pulo)

"Saya kira itulah yang menyebabkan pasca-reformasi, kita itu susah menegakkan hukum karena banyak politisi seperti Syarif yang lebih mementingkan dapat suara walaupun melanggar aturan," kata Basuki di Balai Kota, Jumat (20/8/2015). 

Seharusnya, lanjut Basuki, Syarif tidak membela warga Kampung Pulo. Sebab, mereka sudah jelas melanggar aturan yang berlaku.

Ahok, sapaan Basuki, menganggap warga Kampung Pulo menduduki lahan negara dengan membangun permukiman liar. Bahkan, Pemprov DKI tidak hanya menggusur permukiman mereka, tetapi juga memberi unit rusun yang sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas.

"Syarif lupa kalau saya Gubernur itu enggak penting dapat suara. Yang penting aturan ditegakkan. Jadi, memang, Syarif itu kelasnya bukan negarawan, masih kelas politisi," kata Basuki tersenyum sinis. (Baca: Anggota DPRD Geleng-geleng Tonton Bentrok Kampung Pulo sambil Sindir Ahok)

Sebelumnya, Syarif menyayangkan sikap aparat yang melakukan penggusuran di Jalan Jatinegara Barat. Penggusuran tersebut berlangsung ricuh akibat bentrok antara aparat pelaku penggusuran dan warga Kampung Pulo.

"Kami mengutuk aparat. Kenapa tidak bisa melakukan penggusuran dengan cara baik-baik gitu ya?" ujar Syarif. 

Syarif menilai, Pemprov DKI tidak memiliki metode penyelesaian konflik yang baik. Bahkan, Syarif menyarankan agar aparat mundur jika warga mulai melakukan tindakan anarkistis, seperti membakar ekskavator dan melempar batu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Pemilih di Pilkada Kota Bogor Bertambah, KPU Mutakhirkan Data

Jumlah Pemilih di Pilkada Kota Bogor Bertambah, KPU Mutakhirkan Data

Megapolitan
Bocah Jatuh dari JPO ke Tol JORR Cikunir, Korban Diduga Pemburu Klakson “Telolet”

Bocah Jatuh dari JPO ke Tol JORR Cikunir, Korban Diduga Pemburu Klakson “Telolet”

Megapolitan
Kemenkes Bakal Revitalisasi Tiga Rumah Sakit Besar di Jakarta agar Terintegrasi Ruang Publik

Kemenkes Bakal Revitalisasi Tiga Rumah Sakit Besar di Jakarta agar Terintegrasi Ruang Publik

Megapolitan
Aji Jaya Bintara Siap Maju pada Pilkada Bogor, Akui Dapat Restu Prabowo

Aji Jaya Bintara Siap Maju pada Pilkada Bogor, Akui Dapat Restu Prabowo

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Dijerat Pasal Berlapis

Ibu yang Cabuli Anak di Tangsel Dijerat Pasal Berlapis

Megapolitan
Kondisi JPO di Jatiasih yang Buat Bocah Jatuh ke Jalan Tol, Kawat Berlubang Ditambal Tali Tambang

Kondisi JPO di Jatiasih yang Buat Bocah Jatuh ke Jalan Tol, Kawat Berlubang Ditambal Tali Tambang

Megapolitan
Warga Sebut Kawat JPO Jatiasih Berlubang karena Pemasangan Reklame

Warga Sebut Kawat JPO Jatiasih Berlubang karena Pemasangan Reklame

Megapolitan
Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandungnya Sendiri

Ibu di Tangsel Cabuli Anak Kandungnya Sendiri

Megapolitan
Diduga Cabuli Muridnya, Pelatih Les Renang di Bogor Ditangkap

Diduga Cabuli Muridnya, Pelatih Les Renang di Bogor Ditangkap

Megapolitan
Laman PPDB Depok Gangguan di Hari Pertama karena Pendaftaran TK, SD, dan SMP Digabung di Satu 'Website'

Laman PPDB Depok Gangguan di Hari Pertama karena Pendaftaran TK, SD, dan SMP Digabung di Satu "Website"

Megapolitan
Bocah di Jatiasih Tewas Usai Terjatuh dari JPO ke Jalan Tol

Bocah di Jatiasih Tewas Usai Terjatuh dari JPO ke Jalan Tol

Megapolitan
Cabuli Anak Sendiri, Ibu di Tangsel Mengaku Disuruh Kenalan dari Facebook

Cabuli Anak Sendiri, Ibu di Tangsel Mengaku Disuruh Kenalan dari Facebook

Megapolitan
Transjakarta Modifikasi Rute 1B dan 2P supaya Terintegrasi ke MRT hingga KRL

Transjakarta Modifikasi Rute 1B dan 2P supaya Terintegrasi ke MRT hingga KRL

Megapolitan
Banyak Pengendara Gunakan Pelat Dinas Palsu, Sosiolog: Menunjukkan Adanya Arogansi dan Kecemburuan Sosial

Banyak Pengendara Gunakan Pelat Dinas Palsu, Sosiolog: Menunjukkan Adanya Arogansi dan Kecemburuan Sosial

Megapolitan
PPDB SMP Jalur Zonasi di Depok Dibuka Mulai Hari Ini, Berikut Jadwal Lengkapnya

PPDB SMP Jalur Zonasi di Depok Dibuka Mulai Hari Ini, Berikut Jadwal Lengkapnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com