Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Bayar Rp 50 Juta untuk Pelebaran Jalan, Depan Kontrakan Ditembok

Kompas.com - 25/08/2015, 11:13 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Fahrul (35) merasa dirugikan setelah bagian depan kontrakan milik keluarganya ditembok oleh pihak pengembang Santosa Residence. Pasalnya, tembok dengan ukuran tinggi dan lebar 2 meter x 20 meter di Jalan Rawa Binong RT 03 RW 10, Lubang Buaya, Jakarta Timur, itu menutupi pintu masuk kontrakan empat pintu yang dikelola ibunya.

"Ditemboknya sekitar seminggu lalu. Alasannya karena keluarga saya tidak menyanggupi dana pelebaran jalan yang dilakukan pihak pengembang," ungkap Fahrul saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (24/8/2015).

Menurut Fahrul, hal tersebut tidak adil, mengingat jalan yang semula selebar 1,2 meter tersebut merupakan jalan bersama warga setempat.

Facebook/Alung Zain Tembok kontrakan Fahrul sedang ditembok pengembang.
Setelah lahan di bagian dalam dibeli pengembang, Santosa Residence, jalan sempit tersebut pun dilebarkan dan ditinggikan. Namun, jalan yang kini memiliki lebar empat meter itu malah mengorbankan bangunan di sebelah kiri jalan.

"Artinya, sisi kanan jalan (kontrakan keluarga Fahrul) tidak berpengaruh dengan pelebaran jalan yang dilakukan pihak pengembang," ujarnya.

Pihak pengembang kemudian mengancam akan menembok sisi kanan jalan jika pihak keluarga Fahrul tidak bisa memenuhi permintaan dana pelebaran jalan. Sebab, pihak pengembang berpendapat bahwa pelebaran jalan tersebut sudah memakan banyak biaya. Oleh karena itu, keluarga Fahrul juga diminta memberi sumbangan terkait biaya pelebaran dan peninggian jalan.

"Mereka minta bayaran Rp 50 juta, tetapi kami hanya menyanggupi Rp 10 juta. Akhirnya, ditembok juga, jadi penghuni kontrakan tidak bisa masuk lagi," ujarnya.

Saat ini, empat penghuni kontrakan terpaksa pindah ke tempat lain karena jalan masuk satu-satunya telah ditembok.

"Kami masih mencari keadilan terhadap kontrakan ibu saya yang ditembok. Soalnya, secara hukum, itu sah tanah keluarga saya selama 15 tahun," ujarnya.

Keluhan Fahrul tersebut disampaikan di media sosial (medsos) karena dia tidak tahu harus mengadu ke mana. Fahrul mengaku pesimistis laporannya diabaikan jika disampaikan ke institusi pemerintahan atau kepolisian.

"Saya ini orang kecil, enggak ngerti hukum. Jadi, cuma bisa ngadu lewat medsos aja, Mas," ucap Fahrul.

Saat dikonfirmasi, pihak pengembang Santosa Residences, Jul Barus, selaku bagian marketing, membenarkan informasi terkait permintaan iuran pembangunan jalan tersebut.

Jul mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan mediasi dan pemberitahuan kepada warga yang juga menggunakan jalan tersebut agar memberikan sejumlah uang terkait pembangunan jalan, mengingat ada dua warga yang diketahui menggunakan jalan baru yang telah dilebarkan.

"Kami sudah kasih tenggat waktu. Salah satu warga kami izinkan dan tidak ditembok karena bersedia bayar Rp 50 juta. Akan tetapi, satu warga lainnya (keluarga Fahrul) sudah kami kasih tempo, tetapi mereka mengabaikannya sehingga kami tembok," ucap Jul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com