Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Keluhan Warga Rusunawa Cipinang Besar Selatan

Kompas.com - 26/08/2015, 19:21 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Atik Fatika (33) mengaku beruntung bisa menempati salah satu unit Blok D rusunawa Cipinang Besar Selatan (Cibesel), Jatinegara, Jakarta Timur. Meski demikian, bukan berarti Atik tak memiliki keluhan terkait rusunawa ini.

"Saya di sini sudah jalan empat bulan sejak pindah April lalu. Tapi, saluran airnya masih aja bocor. Kaya hujan, ngucur deres," beber Atik memulai cerita kepada kompas.com, Rabu (26/8/2015).

Keluhan tersebut bukan tak beralasan. Menurut Atik, kebocoran saluran pembuangan di wastafel tersebut bukan berasal dari pipanya. Melainkan dari sela penghubung pipa pembuangan wastafel dari lantai atas ke wastafel penghuni tepat di lantai bawahnya. Tembok yang lembab bekas rembesan air pun ikut memicu jamur dan lumut untuk tumbuh di sana.

Wanita asal Indramayu itu mengaku bosan mengadukan keluhan serupa kepada pihak pengelola. Pasalnya, tidal ada realisasi untuk mengatasi persoalaan tersebut.

"Lihat aja, sudah berlumut. Sudah bosen minta supaya diperbaiki, sampe sekarang ngga ada yang datang," sesalnya.

Hal serupa dialami salah satu warga lantai dua Blok D, Gatot (47). Bahkan, Gatot terpaksa mengalami permasalahan tersebut secara manual. Pantauan kompas.com, kebocoran akibat rembesan air dialami di bagian kamar mandi, dapur hingga kamar tidurnya.

 "Kasihan istri saya, mau masak ngga bisa, kecipratan air mulu," bebernya.

Warga rusunawa menduga, kebocoran disebabkan kurang rapatnya jarak antara ubin. Selain itu, seusai direkatkan dengan semen, setiap ubin tidak dilapisi semen halus.

"Setiap ubin di seluruh lantai, kalau saya perhatikan, tidak ada yang dilapisi semen halus. Termasuk, ruang tamu, kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Jadi, wajar aja kalau air ngerembes," timpal Waristo (35), penghuni Blok D unit 307.

Untuk diketahui, warga hunian di lima blok di Rusunawa Cibesel bebas iuran selama enam bulan pertama. Setelah itu, warga dikenakan iuran yang telah ditetapkan berdasarkan lantai huniannya. Untuk lantai satu sebesar Rp 234 ribu per bulan, lantai dua Rp 212 ribu, lantai tiga Rp 192 ribu, lantai empat Rp 173 ribu, dan lantai lima Rp 156 ribu.

"Kalau sekarang masih gratis, sampai enam bulan. Mungkin karena itu (masih gratis), jadi ngga direspon kalau ada warga yang lapor," pungkas Waristo.

Rusunawa Cibesel, khususnya Blok D dan E, akan diperuntukkan bagi warga relokasi Bukit Duri, Jakarta Selatan. Saat ini, hunian ini dihuni sekitar 8.000 jiwa.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Megapolitan
Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Megapolitan
4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

Megapolitan
Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Megapolitan
Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Megapolitan
Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Megapolitan
Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Megapolitan
Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Megapolitan
Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya 'Ngikut'

Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya "Ngikut"

Megapolitan
Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Megapolitan
Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Megapolitan
HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com