Kini, penyidik mengirimkan pisau dapur dan kaus penuh becak darah yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Kebayoran Lama Inspektur Satu Budi Setiyono mengatakan, kedua benda tersebut diduga dapat memberikan petunjuk pelakunya. Dengan demikian, perlu ada penyelidikan lebih lanjut terkait benda-benda tersebut.
"Hari ini kami kirimkan ke Puslabfor untuk diselidiki. Hasilnya diharapkan keluar dalam beberapa hari dan memberikan petunjuk," kata Budi saat dihubungi di Jakarta, Selasa (1/9/2015).
Ia menjelaskan, pisau dapur yang dimaksud memang tidak terdapat bercak darah dan tetap berada di dapur. Namun, ada kemungkinan pisau itu telah dicuci oleh pelaku sehingga kondisinya tampak bersih.
Nantinya, kata dia, petugas Puslabfor dapat memastikannya dengan pemeriksaan-pemeriksaan tertentu. Jika memang benar digunakan untuk membunuh, maka bekas darah dapat terlacak di pisau itu.
Sementara kaus yang berlumuran darah juga bisa menjadi tanda-tanda pelaku. Misalnya, kaus itu adalah milik pelaku yang sengaja dilepas karena sudah berlumur darah.
Diketahui sebelumnya, Gereja Masehi Advent Gandaria dibobol orang yang tidak dikenal pada Senin dini hari sekitar pukul 03.30 WIB.
Pelaku yang diduga dua orang masuk ke gereja tersebut dengan cara membobol kunci gembok gereja. Kemudian, pelaku mencongkel kunci jendela dan masuk dengan memanjatnya.
Korbannya, Asep Ginanjar (45) yang sedang tidur di lantai 1, terbangun dan memergoki para pelaku. Asep diduga berkelahi melawan pelaku yang membawa senjata tajam. Ia menderita luka tusuk di beberapa bagian di tubuhnya. Ia tewas dan dibawa ke RS Fatmawati untuk diotopsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.