Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ternyata, Masih Ada Kampung Tertinggal di Jabodetabek"

Kompas.com - 11/09/2015, 18:38 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

KOMPAS.com — Hari raya Idul Adha dijadikan sebagai momen untuk berbagi kepada sesama, khususnya kepada mereka yang membutuhkan melalui ibadah kurban. Ini terbukti dari jumlah partisipasi kurban yang terus meningkat dari tahun ke tahun di hampir semua daerah di Indonesia.

Di Kota Padang, Sumatera Barat, misalnya. Jumlah hewan kurban mengalami peningkatan dari 7.197 ekor pada 2012 menjadi 8.095 ekor pada 2013.

Sementara itu, pada 2014, partisipasi warga dalam berkurban di Gorontalo, Sulawesi, naik secara signifikan. Jumlah hewan kurban jenis sapi dan kambing meningkat 30 persen dibanding tahun sebelumnya.

Pada tahun yang sama, kenaikan partisipasi kurban juga terjadi di wilayah Jawa Barat, terutama untuk jenis hewan kurban sapi. Jumlah kurban sapi naik hingga 44 persen. Artinya, partisipasi naik berkali lipat mengingat perhitungan seekor sapi sama dengan kurban untuk tujuh orang. Lalu, bagaimana dengan tahun ini?

Terlepas dari kenaikan harga sapi akhir-akhir ini, tren partisipasi kurban agaknya tak akan mengalami penurunan. Contoh saja di Riau. Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau Askardi Patrianov, permintaan pasokan hewan kurban sudah meningkat sebanyak 2.000 ekor dibandingkan tahun lalu.

Meskipun demikian, menurut Direktur Lazismu, Nanang Q El-Ghazal, peningkatan ini agaknya belum sejalan dengan pemerataan distribusi hasil kurban meskipun secara umum daging kurban telah disalurkan kepada penerima manfaat.

Namun, Nanang melihat, kebanyakan hewan kurban tersebut dikemas dan terkonsentrasi di wilayah tertentu. Padahal, prioritasnya, sasaran kurban adalah kaum duafa.

"Dari sisi permintaan, ada kenaikan tiap tahunnya dan ada hewan yang disembelih. Tapi, distribusi hewan kurban tersebut masih terkonsentrasi di kota-kota besar atau wilayah tertentu," tuturnya.

Menuju pelosok Indonesia

Akses menuju daerah tertinggal di pelosok Indonesia biasanya rusak atau belum memadai sehingga sulit dijangkau menggunakan moda transportasi biasa. Padahal, penduduk di sana kebanyakan adalah kaum duafa yang merupakan prioritas penerima jatah kurban.

"Padahal, penyaluran hewan kurban juga terkait dengan peta kemiskinan yang terus berubah secara geografis di Indonesia. Seperti daerah pedalaman, padat penduduk, kumuh, dan kantong-kantong kemiskinan misalnya," kata Nanang.

Berangkat dari semangat ini, ia bersama Lazismu membuat sebuah program bernama "Qurban Pak Kumis". Layanan ini dirancang mampu mengurus distribusi kurban ke daerah-daerah tersebut, termasuk lokasi yang mengalami bencana.

Selain alasan di atas, seperti yang diungkapkan Direktur Utama Lazismu M Khoirul Muttaqin, mereka yang berniat melakukan kurban juga banyak mengalami dilema.

"Melihat pengalaman lalu, mereka (partisipan kurban) bingung mau didistribusikan ke mana kurbannya, karena di kota-kota besar sudah menumpuk," ujar Khoirul.

Menggaet relawan dari komunitas

Dalam pelaksanaannya, yang berbeda dari Lazismu adalah keikutsertaan beragam komunitas untuk turun ke daerah-daerah pelosok sebagai relawan. Mereka biasanya berasal dari komunitas pelajar, mahasiswa, pemuda, komunitas hobi, profesional, bahkan kelompok pengajian.

Ternyata, komunitas-komunitas tersebut, terutama kelompok yang hobi offroad, lebih tertarik mencari lokasi sasaran yang menantang. Mereka menyebutnya sebagai kegiatan Adventure for Humanity. Bagi komunitas ini, kawasan pedalaman adalah destinasi yang pantas diceritakan sebagai pengalaman berharga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com