Memang, menurut data BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada 2013 mengalami kenaikan sebesar 480 ribu jiwa dari angka 28,07 juta menjadi 28,55 juta. Dari jumlah ini, penambahan terbanyak terjadi di daerah perkotaan, yaitu sekitar 300 ribu. Sedangkan 180 ribu lainnya terjadi di pedesaan.
Namun, kenaikan ini tak selalu sejalan dengan potensi partisipasi orang yang berkurban di Indonesia. Menurut catatan forum zakat partisipasi kurban saat ini tak lebih dari angka 10 juta. Dari angka ini, sebagian besar penyaluran hewan kurban masih terpusat di perkotaan atau tak jauh dari domisili partisipan.
“Praktik yang terjadi adalah pendekatan distribusi klasikal sehingga cenderung tidak merata. Padahal dalam penyaluran hewan kurban juga terkait dengan peta kemiskinan yang terus berubah secara geografis di Indonesia. Seperti daerah pedalaman, padat penduduk, kumuh, dan kantong-kantong kemiskinan,” kata Nanang.
Ia berharap, tahun ini, Kurban Pak Kumis bisa kembali menyelenggarakan kurban bersama ke pelosok-pelosok negeri.
“Tahun ini, kurban serempak akan dilaksanakan di 500 musala bersama 500 komunitas atau sekitar 10 ribu relawan,” ujar Nanang.
Ia juga menjelaskan, bagi partisipan kurban, Lazismu memberikan kebebasan untuk pembelian hewan kurban. Mereka bisa mentrasfer uang sejumlah harga hewan kurban, atau membelinya sendiri. Jika memilih membeli sendiri, Lazismu juga menawarkan pelayanan jemput hewan kurban ke tempat tinggal mereka.
Nah, kini berkurban tak perlu repot lagi, bukan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.