Sebenarnya, selentingan mengenai munculnya nama Adhyaksa Dault sebagai salah satu calon dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sempat terkesan rumor saja. Sampai akhirnya, kemarin, Adhyaksa Dault menjadi sosok kedua yang mendeklarasikan diri secara resmi dan menyatakan siap menjadi calon gubernur DKI.
Adhyaksa Dault menyatakan menerima dukungan yang diberikan sejumlah tokoh kepadanya untuk maju pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017. Adhyaksa menyatakan akan memimpin dengan amanah jika nantinya diberi kepercayaan untuk memimpin Ibu Kota. Suaranya bergetar ketika menyampaikan hal itu. Ia juga bersumpah tidak akan memakan "uang haram" selama menjabat kelak.
"Pesan dari almarhum bapak saya, 'anakku, kau anak paling tua. Jangan kau makan uang haram supaya kita bisa ketemu di akhirat.' (Pesan) ini yang saya pegang teguh. Kalau saya diberi amanat, demi Allah tidak akan saya makan sepeser pun uang haram. Itu janji saya," kata Adhyaksa.
Adhyaksa merupakan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga dalam Kabinet Indonesia Bersatu periode 2004-2009. Dia menggantikan Mahadi Sinambela dan digantikan oleh Andi Mallarangeng.
Adhyaksa tercatat aktif mengikuti berbagai organisasi dari tahun ke tahun. Setelah dia tidak menjabat lagi sebagai menteri, Adhyaksa menghabiskan waktunya dengan menjadi dosen.
3. Ridwan Kamil
Ahok diprediksi akan bersaing ketat dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil jika keduanya maju pada Pilkada DKI 2017. Hal ini didapat dari survei yang dilakukan oleh Cyrus Network (CN) pada 23-27 April 2015.
Dari survei tersebut, jika Ahok disejajarkan dengan Ridwan Kamil dalam pilkada 2017 di DKI nanti, mereka mendapat pemilih sebesar 42,5 persen. Sementara itu, Ridwan Kamil mendapat pemilih sebanyak 38,6 persen. Sisanya, 13,8 persen ragu-ragu dan 5,1 persen tidak menjawab.
Di media sosial, sempat beredar kabar pencalonan Ridwan Kamil untuk maju dalam Pilkada DKI 2017 disandingkan dengan Fahira Idris. Ridwan Kamil ternyata mengaku tidak nyaman dengan semua isu ini.
"Saya lagi konsentrasi kerja di Bandung diganggu oleh gosip-gosip mau ke Jakarta dengan akun-akun enggak jelas. Akibatnya, mereka ribut sendiri," ujarnya.
Selain meresahkan, akun-akun tersebut juga berimbas pada citranya sebagai wali kota. Dia dianggap tidak amanah menjalankan jabatannya memimpin Kota Bandung.
"Saya enggak nyaman. Banyak yang mengira saya sudah melakukan proses ini (pencalonan), padahal saya tidak melakukan apa-apa," ujarnya.