Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukungan dan Harapan untuk Bus Transjabodetabek

Kompas.com - 07/10/2015, 18:34 WIB
JAKARTA, KOMPAS - Keberadaan bus transjabodetabek yang baru saja dioperasikan harus terus disosialisasikan. Dukungan warga Ibu Kota besar terhadap peran bus antarkota yang juga menjadi pengumpan transjakarta ini. Mereka optimistis layanan bus transjabodetabek bisa semakin baik dan mampu berkontribusi mengurangi kemacetan di Jakarta dan sekitarnya.

Pada akhir Agustus lalu, tiga koridor bus transjabodetabek resmi dioperasikan. Ketiga koridor ini menghubungkan wilayah Depok, Tangerang, dan Bekasi dengan Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta. Sementara itu, bus transjabodetabek rute Ciputat, Tangerang Selatan-Blok M, Jakarta Selatan, sudah hilir mudik mengangkut penumpang sejak setahun lalu.

Bus-bus yang merupakan hibah dari Kementerian Perhubungan ini berfungsi membantu moda pengumpan bus transjakarta dari wilayah Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi yang selama ini ditopang angkutan perbatasan terintegrasi busway (APTB).

Kendaraan-kendaraan yang dioperasikan Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) ini menggunakan jalur biasa saat berada di luar wilayah DKI Jakarta. Namun, mereka wajib masuk jalur bus transjakarta di wilayah Ibu Kota dan berhenti di setiap halte bus transjakarta.

Dengan demikian, waktu tunggu penumpang di halte-halte bus transjakarta bisa dipangkas dan tak perlu menambah armada bus transjakarta lagi. Efek lain, keberadaan APTB nanti bisa dihapus.

Namun, hasil survei jajak pendapat Kompas, awal September lalu, menyebutkan, bus transjabodetabek hanya dikenal oleh separuh warga Jabodetabek (53,5 persen), khususnya warga Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang memang saat ini dilewati bus berwarna biru tersebut.

Mahal

Kurangnya sosialisasi bisa jadi berimbas pada sepinya penumpang, termasuk bus rute Ciputat-Blok M yang telah beroperasi sejak setahun lalu.

Menurut catatan Kompas, saat jam berangkat dan pulang kerja, penumpang yang dilayani bus Koridor I tersebut 30-50 orang per bus.

Padahal, kapasitas bus mencapai 70 orang. Bus yang melewati rute Harapan Indah, Bekasi-Kemayoran, Jakarta Pusat, rata-rata hanya mengangkut 10-12 penumpang per hari.

Mayoritas responden (52,3 persen) justru menganggap kereta komuter lebih cepat untuk menghubungkan wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Tarifnya pun murah, untuk 25 kilometer pertama cukup membayar Rp 2.000 dan Rp 1.000 untuk setiap 10 km berikutnya. Selain kereta, 28,2 persen responden lebih memilih kendaraan pribadi untuk mobilitas mereka.

Selain itu, hampir 30 persen responden menilai harga tiket transjabodetabek mahal. "Kalau Rp 9.000 untuk sehari-hari, sih, mahal. Tapi, kalau untuk sesekali naik seperti saya, ya, enggak mahal," kata salah seorang responden, Lisa (42), ibu rumah tangga yang tinggal di Pondok Ungu, Bekasi.

Sebelum ada bus transjabodetabek, warga Harapan Indah memanfaatkan bus transjakarta jurusan Pulogadung-Harapan Indah dengan tarif Rp 3.500. Setelah ada bus transjabodetabek, penumpang yang berangkat dari Harapan Indah harus membayar Rp 9.000.

Hanya dua dari lima responden yang menilai tarif bus yang berkisar Rp 8.000-Rp 10.000 ini cukup wajar. Menurut kelompok ini, angka itu sudah layak untuk biaya transportasi dari wilayah pinggiran ke DKI Jakarta.

Dukungan besar

Meski demikian, dukungan warga untuk bus transjabodetabek besar. Tujuh dari 10 responden meyakini jika bus pengumpan ini bisa terintegrasi baik dengan bus transjakarta pada masa mendatang. Bus yang dilengkapi dengan GPS dan kamera pemantau ini diharapkan bisa menguatkan keberadaan APTB yang sudah beroperasi.

Kehadiran bus transjabodetabek juga diyakini oleh separuh responden menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di masa mendatang. Setidaknya bisa memengaruhi para komuter yang selama ini masih menggunakan kendaraan pribadi untuk berpindah ke bus transjabodetabek.

Di sisi lain, pemerintah juga terus berupaya melakukan pembenahan. Respons terhadap tarif yang dinilai mahal oleh sebagian responden salah satunya. Pihak PPD saat ini sedang mengkaji penyesuaian tarif dengan memperhitungkan jarak, bahan bakar, dan biaya operasional.

Perbaikan yang disempurnakan dengan dukungan publik akan menjadikan layanan bus transjabodetabek kepada warga Ibu Kota dan sekitarnya lebih baik di masa mendatang. (M PUTERI ROSALINA/LITBANG KOMPAS)

------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Rabu, 7 Oktober 2015, dengan judul "Dukungan dan Harapan untuk Bus Transjabodetabek".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com