Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Sandiaga Uno dan Adhyaksa Dault Tidak Muncul dalam Survei SMRC

Kompas.com - 14/10/2015, 16:32 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah nama calon pesaing Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama yang paling banyak diberitakan seperti Adhyaksa Dault dan Sandiaga Uno justru tidak muncul sama sekali dalam hasil survey Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan, menjelaskan kemungkinan hal tersebut terjadi karena survey dilakukan pada Agustus 2015, ketika nama Sandiaga Uno dan Adhyaksa Dault belum banyak diperbincangkan.  "Bukan kami yang tidak mencantumkan nama seperti Adhyaksa Dault. Tetapi kedua nama itu tidak disebut oleh responden kita," ujar Djayadi di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Rabu (14/10/2015).

Sandiaga Uno pertama kali dikabarkan akan maju dalam Pilkada DKI pada awal September 2015. Pada akhir September, nama Adhyaksa Dault muncul dan mendeklarasikan diri maju sebagai bakal calon gubernur DKI.

Djayadi mengatakan pertanyaan yang disampaikan kepada responden mereka memang merupakan pertanyaan spontan. Mereka hanya diberi pertanyaan mengenai tokoh yang menjadi pilihan mereka jika Pilkada DKI digelar tahun ini. Djayadi mengatakan SMRC tidak memberikan daftar nama calon kepada responden.

Sehingga, kata Djayadi, nama-nama yang muncul merupakan nama yang terlintas dalam  pikiran para responden. Sementara itu, nama-nama yang tidak pernah disebut akan maju dalam Pilkada DKI justru muncul dalam survey SMRC ini. Meskipun, presentasenya jauh di bawah Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama yang mendapat suara 23,5 persen.

Nama-nama lain hanya mendapatkan suara sekitar 0,1 persen hingga 3 persen saja. Para sebagai pesaing Ahok itu adalah Ridwan Kamil, Fauzi Bowo, Tri Rismaharini, Tantowi Yahya, Joko Widodo, Abraham Lunggana, dan Anis Matta.

Nama-nama lain yang muncul dan mendapat presentase di bawah 0,3 persen adalah Sutiyoso, Nachrowi Ramli, Djarot Syaiful Hidayat, AM Fatwa, Din Syamsudin, Dahlan Iskan, Fahira Idris, dan Amien Rais.

Beberapa responden juga menyebutkan nema Sekda DKI Saefullah, Hidayat Nur Wahid, Rieke Diah Pitaloka, Dede Yusuf, Hary Tanoesodibjo, Prabowo Subianto, Biem Benjamin, M Taufik, dan Adang Darojatun. Namun, nama-nama terakhir ini hanya meraup dukungan sebesar 0,1 persen.

Berdasarkan survey itu, Ahok mendapatkan dukungan masyarakat Jakarta sebesar 23,5 persen. Urutan kedua diduduki Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang hanya mendapatkan presentase 3,0 persen. Pada urutan ketiga, ditempati mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo dengan presentase 2,1 persen. Sementara, sekitar 63 persen belum menentukan pilihannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com