Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembok Rumah Denny Salahkan Pengurus RT hingga Camat

Kompas.com - 05/11/2015, 16:03 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kelompok warga yang menamakan diri Warga Peduli Bukit Mas (WPBM) kecewa dengan sikap pengurus warga setempat, yakni RT dan RW di wilayah tersebut.

Kekecewaan WPBM terkait sikap pengurus warga yang dianggap lebih membela Denny (41), salah satu warga yang rumahnya ditutup tembok oleh WPBM, Minggu (1/11/2015).

"Kami curiga ada oknum RT/RW. Bahkan, lurah sampai camat juga kami curiga. Kalau di tempat lain, pengurus warga pasti belain warganya. Ini malah belain warga baru. Kami, warga yang sudah lama, merasa terusik," kata perwakilan WPBM Rena Mulyana kepada Kompas.com, Kamis (5/11/2015) siang.

Menurut Rena, saat membangun tembok di depan rumah Denny, pihaknya sudah mengundang RT, RW, lurah, camat, Babinsa, hingga Polres Metro Jakarta Selatan.

Pihaknya meminta aparat pemerintah dan keamanan untuk mengawal pembangunan tembok yang menurut dia sudah ada sebelum rumah Denny berdiri.

Dia juga mengaku pernah menemui Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama di Balai Kota untuk membicarakan masalah tersebut.

Dari penuturan Rena, Ahok membenarkan bahwa lahan tempat rumah Denny berdiri merupakan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) warga di perumahan tersebut.

Secara terpisah, kuasa hukum Denny, Ronny Talapessy, menjelaskan, pengembang perumahan di sana sudah pailit sejak tahun 2000.

Berdasarkan aturan yang berlaku, semua jalan, fasos, dan fasum milik pengembang yang pailit dikembalikan kepada pengembang.

Pemilik rumah Denny sebelumnya, Heru, disebut telah mengurus izin kepada Pemprov DKI Jakarta agar rumah yang akan dia bangun menghadap ke jalan kompleks, yakni Jalan Cakra Negara.

Izin itu diurus karena awalnya tanah di sana menghadap perkampungan di belakang perumahan dan berbatasan langsung dengan Jalan Mawar.

"Fasum sudah diserahterimakan dari PT Indokisar Djaya ke Pemda (Pemprov DKI) pada tanggal 11 Agustus 2000. Berarti, hak penuh ada di Pemda (Pemprov DKI). Warga di sana tidak ada legal standing, apalagi sampai menembok rumah orang seperti itu," ujar Ronny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com