Sejumlah jurnalis juga mengaku sulit mendapatkan izin masuk sejak kasus ini mencuat belakangan ini.
Menurut seorang pemulung di TPST Bantargebang, Man (50), saat ini sulit bagi wartawan untuk meliput kondisi Bantargebang.
"Tadi kalau tahu wartawan pasti enggak boleh masuk. Apalagi kalau bawa kamera gede-gede. Kalau ketahuan langsung dibawa ke pos," kata Man kepada Kompas.com, di TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (6/11/2015).
Menurut Man, beberapa petugas keamanan pos jaga di TPST ini kadang berada di pos-pos di dalam TPST Bantargebang. Mereka akan menegur atau menyuruh pulang jika ada wartawan yang ketahuan masuk.
"Tapi mungkin siang ini lagi sepi (ibadah shalat Jumat) jadi bisa masuk," ujar Man.
Seorang wartawan televisi di Bekasi mengaku kesulitan mendapat akses peliputan di dalam TPST Bantargebang.
"Ambil gambar aja saya enggak bisa. Akhirnya dari depan saja," ujarnya.
Tikno, ajudan pejabat PT Godang Tua Jaya saat dikonfirmasi mengatakan, sepengetahuannya saat ini media belum boleh meliput apalagi dengan situasi seperti sekarang ini.
"Coba tanya saja dulu di dalam posnya. Tapi setahu saya, yang saya dengar enggak boleh. Apalagi situasi saat ini," ujar Tikno, melalui sambungan telpon.
Saat ditanya apakah dapat bertemu dengan pengelola, Tikno mengatakan pegelola sedang berada di Bogor. Ia menyarankan segala konfirmasi untuk melalui pengacara PT GTJ.
"Kemarin setelah wawancara semua jadi satu ke Pak Yusril," jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.