Warga juga menilai hubungan Basuki dengan wali kota atau bupati di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek) cukup baik. Sebaliknya, dengan DPRD DKI Jakarta dikatakan buruk.
Perseteruan di antara keduanya dimulai sejak Basuki masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan Joko Widodo sebagai Gubernur.
Konflik terjadi terkait sewa stan di Pekan Raya Jakarta atau perlunya rapat terbuka DPRD yang disiarkan televisi secara langsung.
Masyarakat menjadi saksi saat intensitas konflik meruncing kala pembahasan APBD 2015.
Basuki yang tak menoleransi korupsi dan mencegah munculnya "anggaran siluman" menerapkan e-budgeting (sistem penganggaran elektronik) untuk penyusunan APBD 2015.
Meski dinilai kurang kompak dengan DPRD DKI Jakarta, 84,9 persen responden menilai citra Gubernur DKI saat ini baik. Lebih dari separuh peserta jajak pendapat juga menilai citra Djarot positif.
Kebijakan lain Basuki yang mendapat dukungan karena dinilai bermanfaat bagi masyarakat adalah pembebasan biaya naik bus transjakarta bagi pelajar pemilik Kartu Jakarta Pintar serta normalisasi dan pembersihan sungai-sungai di Jakarta.
Terkait transportasi, lebih dari separuh responden menilai ada kemajuan dalam pengelolaan angkutan umum di Ibu Kota.
Dibandingkan dengan angkutan umum jenis lain, kepuasan warga Jakarta terhadap layanan bus transjakarta paling tinggi. Layanan metromini dan kopaja dianggap paling buruk.
Di tengah pujian, ada juga kebijakan yang mendapat respons negatif lebih banyak, yakni pelarangan sepeda motor melintas di jalan protokol. Respons lebih banyak dari kalangan warga pengendara sepeda motor.
Juga muncul ketidaksetujuan dari sekelompok responden terhadap kebijakan larangan penampungan, penjualan, dan pemotongan hewan kurban di tempat umum.
Selain itu, publik juga menyoroti aspek gaya bicara Gubernur yang keras, kasar, dan terkesan temperamental. Gaya bicara itulah yang menurut publik menjadi kekurangan Basuki. (BE JULIANERY/LITBANG KOMPAS)
-----------
Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Kamis, 19 November 2015, dengan judul "Apresiasi di Tengah Kontroversi".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.