Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Tahun Pemerintahan Basuki, Apresiasi di Tengah Kontroversi

Kompas.com - 19/11/2015, 15:08 WIB
Pendapat warga ini berbeda dengan pengamatan sejumlah ahli/tokoh yang melihat belum ada pembagian tugas serta kewenangan jelas antara Basuki dan Djarot.

Warga juga menilai hubungan Basuki dengan wali kota atau bupati di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek) cukup baik. Sebaliknya, dengan DPRD DKI Jakarta dikatakan buruk.

Perseteruan di antara keduanya dimulai sejak Basuki masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan Joko Widodo sebagai Gubernur.

Konflik terjadi terkait sewa stan di Pekan Raya Jakarta atau perlunya rapat terbuka DPRD yang disiarkan televisi secara langsung.

Masyarakat menjadi saksi saat intensitas konflik meruncing kala pembahasan APBD 2015.

Basuki yang tak menoleransi korupsi dan mencegah munculnya "anggaran siluman" menerapkan e-budgeting (sistem penganggaran elektronik) untuk penyusunan APBD 2015.

Meski dinilai kurang kompak dengan DPRD DKI Jakarta, 84,9 persen responden menilai citra Gubernur DKI saat ini baik. Lebih dari separuh peserta jajak pendapat juga menilai citra Djarot positif.

Kebijakan lain Basuki yang mendapat dukungan karena dinilai bermanfaat bagi masyarakat adalah pembebasan biaya naik bus transjakarta bagi pelajar pemilik Kartu Jakarta Pintar serta normalisasi dan pembersihan sungai-sungai di Jakarta.

Terkait transportasi, lebih dari separuh responden menilai ada kemajuan dalam pengelolaan angkutan umum di Ibu Kota.

Dibandingkan dengan angkutan umum jenis lain, kepuasan warga Jakarta terhadap layanan bus transjakarta paling tinggi. Layanan metromini dan kopaja dianggap paling buruk.

Di tengah pujian, ada juga kebijakan yang mendapat respons negatif lebih banyak, yakni pelarangan sepeda motor melintas di jalan protokol. Respons lebih banyak dari kalangan warga pengendara sepeda motor.

Juga muncul ketidaksetujuan dari sekelompok responden terhadap kebijakan larangan penampungan, penjualan, dan pemotongan hewan kurban di tempat umum.

Selain itu, publik juga menyoroti aspek gaya bicara Gubernur yang keras, kasar, dan terkesan temperamental. Gaya bicara itulah yang menurut publik menjadi kekurangan Basuki. (BE JULIANERY/LITBANG KOMPAS)

-----------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Kamis, 19 November 2015, dengan judul "Apresiasi di Tengah Kontroversi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Daftar Acara HUT Kota Jakarta ke-497, Ada Gratis Masuk Ancol

Daftar Acara HUT Kota Jakarta ke-497, Ada Gratis Masuk Ancol

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Megapolitan
Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Megapolitan
Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Megapolitan
Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Megapolitan
Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Megapolitan
Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Megapolitan
Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Megapolitan
Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Megapolitan
Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Megapolitan
Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Polisi Proses Laporan Dugaan Pemerkosaan Siswi SLB di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com