Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dialirkan Lewat Saluran Terbuka, Air Baku untuk Warga Jakarta Tercemar

Kompas.com - 19/11/2015, 17:20 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Waduk Jatiluhur yang terletak di Purwakarta, Jawa Barat merupakan salah satu sumber pemasok air baku bagi warga Jakarta.

Dari waduk inilah, air baku, baik untuk mandi maupun minum warga Ibu Kota dialirkan melalui saluran sepanjang sekitar 70 kilometer.

Namun, sampai saat ini, air baku yang dialirkan dari Waduk Jatiluhur disalurkan lewat saluran terbuka. Kondisi ini dianggap jadi penyebab utama air baku yang sampai ke konsumen seringkali tidak dalam keadaan 100 persen bersih.

Hal itulah yang dikeluhkan salah satu operator air baku di Jakarta, PT Aetra Air Jakarta. Aetra merupakan salah satu perusahaan penyedia air bersih yang menggantungkan pasokannnya dari Waduk Jatiluhur.

"Saluran terbuka membuat air baku mudah tercemar. Selama saluran airnya terbuka, akan sulit bagi operator memberikan pelayanan optimal ke konsumen," kata Direktur Operasional PT Aetra Lintong Hutasohit dalam sebuah diskusi di Yogyakarta, Kamis (19/11/2015).

Lintong menyebut salah satu penyumbang utama penyebab tercemarnya air baku adalah permukiman liar. Ia kemudian mencontohkan banyaknya permukiman liar yang ada di sejumlah titik yang ada di sepanjang Saluran Tarum Barat, Bekasi.

Saluran Tarum Barat memiliki peranan penting sebagai jalur pasokan air baku dari Waduk Jatiluhur ke Jakarta.

"Warga yang tinggal di pinggir saluran kan buang kotorannnya di situ, buang sampahnya di situ. Itu yang menjadi penyebab saat masih di Jatiluhur air bakunya masih berwarna biru. Tapi saat sudah sampai di konsumen jadi cokelat," tutur Lintong.

Menurut Lintong, PT Aetra tidak punya wewenang untuk menertibkan para  permukim liar. Sebab, hal tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Daerah setempat.

"Permukiman liar tumbuh saat pengawasan tidak dilakukan. Dan persoalan sosial yang seperti ini menjadi tupoksi Pemda. Jadi memang harus ada action dari kepala daerahnya," ujar Lintong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com