Guru asal Yogyakarta berusia 60 tahun ini akan pensiun lima hari lagi, tepatnya pada 1 Desember mendatang.
Dalam perjalanannya mengajar sejak 1976, Surnaya menghadapi perubahan situasi dan kondisi yang dinilainya signifikan.
Baik perubahan terhadap anak didiknya, lingkungan sekolah, dan hal-hal di luar sekolah yang masih berhubungan dengan tugasnya sebagai guru serta kepala sekolah belakangan ini.
Surnaya bersama 175 guru asal Yogyakarta lainnya ditugaskan mengajar di sekolah-sekolah negeri di Tangerang. (Baca juga: Mengenal Lenguing Ajang, Sosok Guru di Perbatasan RI-Malaysia)
Masih lekat di ingatannya ketika ia pertama kali menginjakkan kaki di Tangerang, tepatnya di wilayah Jatake.
Lingkungan Tangerang ketika itu masih asri dan lekat dengan kesan pedesaan. Murid yang diajar pun tergolong banyak. Dalam satu kelas, Surnaya bisa mengajar hingga 40 murid.
"Banyak sekali muridnya, berbeda sama sekarang, satu kelas paling hanya 15 sampai 20-an murid," kata Surnaya saat ditemui Kompas.com di SD Negeri Cijantra II, Desa Cijantra, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (25/11/2015).
Kesejahteraan guru saat ini
Pria yang kental dengan logat Yogyakarta itu lantas mengenang pengalaman mengajarnya di masa lalu.
Menurut dia, Tangerang waktu itu lebih baik dibandingkan dengan Tangerang saat ini. Misalnya saja tempat bermain anak-anak yang kini semakin terbatas di Tangerang.
Senada dengan Surnaya, guru lainnya, yakni Panut Sukowati (59) menilai kesejahteraan guru tidak lebih baik dibandingkan dengan masa lalu. (Baca juga: Gaji Rp 200.000 Per Bulan, Ibu Guru Juga Jadi Tukang Ojek dan Buruh Setrika)
Panut masih ingat, pada 1980-an, gaji yang diterimanya kurang lebih Rp 16.000. Dengan gaji Rp 16.000, saat itu Panut masih bisa berinvestasi dengan membeli emas 10 gram.
"Sekarang gaji saya tidak bisa untuk beli emas sampai sepuluh gram kayak dulu. Guru itu gajinya memang berkecukupan, tetapi sering keduluan sama harga barang yang tiba-tiba naik. Jadi, waktu guru mau mengajukan kenaikan gaji, harga-harga barang sudah naik duluan," tutur Panut.
Baik Surnaya maupun Panut kini sama-sama bertugas di SD Negeri Cijantra II, sebuah sekolah yang keberadaannya terhimpit pembangunan di sekitarnya.
Sekolah yang terhimpit pembangunan
Lokasi SD Negeri Cijantra berada persis di belakang cluster Greenwich Park, BSD City.
Jika menuju SD Negeri Cijantra II, akan terlihat pembangunan rumah di sebelah kiri dan kanan jalan. (Baca: Akali Gaji Rp 150.000, Guru Harpin Berjualan Tahu dalam Perjalanan ke Sekolah)