Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan STC Tak Mau Minta Maaf pada Orangtua Anak Tewas Tersetrum

Kompas.com - 08/12/2015, 19:44 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Farida, pengacara terdakwa Dani dalam kasus tewasnya anak akibat tersetrum di Senayan Trade Center (STC), mengungkapkan alasan kliennya tidak mau meminta maaf.

"Kita semua ikut prihatin dengan kejadian itu. Tapi kalau dari awal kami dibilang lalai dan harus minta maaf, kami keberatan," ujar Farida di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya, Selasa (8/12/2015).

Farida beralasan, tidak ada keterangan dokter yang menyatakan Amanda Dwi Nugroho meninggal karena tersetrum. Menurut hasil visum, penyebab kematian putri Eveline Sandra Dewi itu tidak diketahui.

Artinya, belum ada kepastian bahwa Amanda meninggal akibat sengatan listrik, ujar Farida. Meskipun memang ada pola dan gambar seperti tersetrum.

Apalagi, Amanda memiliki riwayat penyakit asma. Sehingga, kemungkinan lain yang menjadi penyebab kematian bisa apa saja.

Menurut Farida, pihak STC juga tidak sepenuhnya lalai dalam kasus ini. Menurut dia orangtua Amanda juga lalai menjaga anaknya.

Hal ini mengacu kepada fakta bahwa orangtua Amanda membiarkan kaki anaknya keluar pagar tanpa alas kaki.

Farida juga mengatakan pihak STC sudah beritikad baik dengan mencoba berdamai dengan pihak keluarga. Namun, keluarga Amanda tidak menerima tawaran damai tersebut.

"Memang yang datang mediasi itu bawahannya. Tapi bawahannya sudah datang masa sih harus petinggi ikut datang juga," ujar dia.

Pekan lalu, kejaksaan telah mendakwa kepala teknisi STC, Dani, dalam kasus meninggalnya Amanda. Ia dinyatakan lalai karena membiarkan aliran listrik berada di tempat yang tidak seharusnya.

Amanda tewas tersengat listrik di pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat pada 10 November 2014 lalu. Saat tersengat listrik, gadis cilik itu tidak mengenakan alas kaki.

Setelah ia tersungkur, orangtuanya baru menyadarinya dan membawanya ke rumah sakit. Namun, nyawa Amanda tak tertolong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Megapolitan
Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Megapolitan
4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

Megapolitan
Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Megapolitan
Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Megapolitan
Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Megapolitan
Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Megapolitan
Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Megapolitan
Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya 'Ngikut'

Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya "Ngikut"

Megapolitan
Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Megapolitan
Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Megapolitan
HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com