JAKARTA, KOMPAS.com — Wajah Suciati (51) terlihat amat berduka dengan kematian tragis salah satu anaknya, Septian (23) alias Pian.
Putra keempatnya dari lima bersaudara yang jadi pengemudi Go-Jek itu tewas dalam perselisihan dengan tukang parkir tempat karaoke NAV di samping Sunter Mall, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Suci masih terlihat sedih. Wanita berkerudung hitam itu menyambut sejumlah tamu pelayat yang datang ke rumah. Ia mesti menitikkan air mata ketika berangkulan dengan para pelayat yang datang.
Suci tak menyangka putranya yang dikenal pendiam dan sopan itu kehilangan nyawa akibat pengeroyokan yang sadis.
"Anaknya baik, kalau saya yang bilang baik mungkin orang enggak percaya, tapi teman-teman Go-Jek-nya sendiri yang sampai bilang baik. Kenapa orang tega ya sama dia, dihabisin hari itu juga," kata Suci kepada Kompas.com, di rumah duka di kawasan Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis sore.
Suci mengatakan, Pian termasuk salah satu tulang punggung keluarga. Ia kerap membagi penghasilan kepada adiknya dan keluarga. Di daerah Sunter itu, Pian tinggal bersama salah satu kakaknya.
Orangtua Pian tinggal di Bekasi. Suci menceritakan, saat kejadian itu Pian bermaksud menolong kakaknya, Suhardi, yang terlibat perselisihan dengan tukang parkir di tempat karaoke NAV. (Baca: Kronologi Penusukan Pengemudi Go-Jek Menurut Sang Kakak)
Gara-gara uang parkir
Perselisihan Suhardi, lanjut Suci, hanya karena persoalan uang parkir yang biasanya Rp 2.000, tetapi diminta Rp 3.000. Akhirnya, kedua pihak kembali terlibat cekcok.
Menurut Suci, Suhardi sempat pulang ke rumah mengajak Pian dan salah satu temannya kembali menemui tukang parkir. Saat itulah cekcok kembali terjadi dan berujung pengeroyokan.
"Jadi mereka itu dipukulin sama tujuh orang, termasuk ada sekuriti situ juga katanya. Kakaknya mau dipukul pakai balok, Pian ini yang berusaha nolong kakaknya. Pian katanya sampai dipegangin terus dipukul," ujar Suci. (Baca: Pasca-insiden Penusukan Pengemudi Go-Jek, Sunter Mall Tutup)
Tidak ada yang menolong
Bahkan, pengeroyokan tak hanya dengan balok, tetapi dengan senjata tajam pisau. Pian, menurut dia, tertusuk dan terkapar di lokasi kejadian.
"Enggak ada yang nolong. Padahal lagi ramai, masih jam empat kurang," ujar Suci.
Pian yang terkapar bersimbah darah sempat ditolong kakaknya sendiri ke rumah sakit. Naas, nyawa korban tidak tertolong lagi.
Kini, korban sudah dimakamkan oleh keluarga di pemakaman Kawi-kawi, Keramat Sentiong, Jakarta Pusat. Kasus pengeroyokan tersebut tengah ditangani Polres Jakarta Utara.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.